Jurus Jitu Menkeu Hadapi Guncangan Ekonomi Global, Modalnya APBN

- Kamis, 3 November 2022 | 20:18 WIB
Menter Keuangan Sri Mulyani soal APBN (Istimewa)
Menter Keuangan Sri Mulyani soal APBN (Istimewa)

HARIANHALUAN.COM – Pemerintah mendongkrak peran Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam upaya meredam guncangan ekonomi global yang diperkirakan bakal terus bergulir.

“Peranan APBN akan terus ditingkatkan sebagai shock absorber karena berbagai guncangan dari ekonomi global masih akan terus berlangsung dan ini akan dilakukan secara hati-hati dan secara tepat sasaran karena ketidakpastian global masih akan terus berjalan,” jelas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan resminya, Kamis, 3 November 2022.

Menurut Menkeu, APBN menunjukkan kinerja positif hingga bulan September 2022 yang ditandai dengan surplus anggaran sebesar Rp 60,9 triliun.

“Posisi APBN secara keseluruhan masih dalam posisi surplus anggaran mencapai Rp60,9 triliun (0,33 persen PDB). Dari sisi Keseimbangan Primer surplus mencapai Rp 339,4 triliun,” jelasnya.

Baca Juga: Menguak Sosok Arsjad Rasjid, Cawapres Berdarah Militer yang Disandingkan dengan Prabowo

Penyumbang kinerja positif APBN adalah realisasi Pendapatan Negara dan Hibah yang nilainya sebesar Rp 1.974,7 triliun. Capaian tersebut 87,1 persen dari target yang tercantum di dalam Perpres 98/2022.

Terkait belanja negara, hingga triwulan III 2022 tercatat 61,6 persen dari total anggaran belanja yang tercantum di dalam perppres 98/2022. Nilainya menembus angka Rp 1.913,9 trilliun.

Sementara, realisasi pembiayaan APBN baru mencapai 51,2% dari target pembiayaan atau Rp 429,8 triliun.

Lantas, pada paruh ketiga 2022, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) turut menunjukkan performa yang positif. Demikian pula  dengan kinerja ekspor yang diperkirakan masih tetap terjaga kuat.

“Posisi cadangan devisa pada akhir September 2022 juga masih tetap kuat, tercatat pada level yang masih tinggi yaitu USD 130,8 miliar.  Hal ini setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor,” lanjutnya.

Baca Juga: Polisi Dalami Kasus Pengeroyokan Kepala Sekolah PGAI Padang

Pada sisi nilai tukar rupiah, tampak pula terjadi penguatan. Ini bisa dilihat dari terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gempuran penguatan dolar negeri Paman Sam.

Dilihat dari indeks nilai tukar dolar AS terhadap nilai tukar rupiah sampai dengan 31 Oktober 2022 terdepresiasi 8,62 persen (year-to-date/ytd). Meski begitu, depresiasi tersebut masih lebih bagus ketimbang yang dialami negara berkembang lainnya. (*)

Editor: Zahrul Darmawan

Sumber: Kemenkeu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sidik Jari di Smartphone Android, Seberapa Aman?

Minggu, 4 Juni 2023 | 07:05 WIB
X