HARIANHALUAN.COM – Angka Inflasi di sejumlah daerah di Indonesia bervariasi. Inflasi terendah tercatat ada di Indragiri Hilir. Sedangkan Inflasi tertinggi dicatatkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menaruh perhatian terhadap tingginya inflasi di NTT dan memberikan enam langkah konkret penanganan inflasi yang bisa dilakukan Pemprov NTT.
Langkah pertama adalah dengan melaksanakan sidak pasar. Kemudian, kerja sama antardaerah, gerakan menamam, dan realisasi Belanja Tidak Terduga (BTT). Terakhir, dukungan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca Juga: Tekan Inflasi, Pemko Padang Gelar Lagi Pasar Murah
“Kami harapkan bisa men-trigger para kepala daerah yang ada di sana untuk bagaimana kita bisa gotong royong bersama. Apalagi enam poin yang tadi kita sampaikan bisa kita lakukan,” ujar Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 15 November 2022.
Menanggapi atensi yang diberikan Kemendagri, Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soe mengatakan, secara tahunan inflasi NTT pada Oktober 2022 tercatat sebesar 7,3 persen (year on year) lebih tinggi dari inflasi nasional.
Faktor pendorong melonjaknya inflasi di NTT, lanjutnya, terutama dari kelompok administered price (harga administrasi) yang mengalami kenaikan signifikan, seiring dengan kenaikan tarif angkutan udara serta penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Apabila dirinci per kabupaten, Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang karena merupakan Ibu Kota Provinsi NTT, serta tempat terjadinya berbagai kegiatan nasional.
Baca Juga: Tekan Laju Inflasi, Bank Indonesia Naikkan Kembali Suku Bunga Jadi 4,75 Persen
“Dan yang paling tinggi itu adalah di Kota Kupang perlu kami laporkan. Karena Kota Kupang itu menyumbangkan 80 persen serangkaian (inflasi) dari 21 kabupaten,” tutur Josef.
Sejatinya Pemprov NTT telah melakukan sejumlah langkah pengendalian inflasi, seperti penyaluran bantuan sosial, kerja sama antardaerah, program tanam pangan pekarangan (urban farming), operasi pasar, hingga subsidi transportasi.
“Kami mewajibkan semua masyarakat di Kota Kupang khususnya, di pekarangannya untuk menanam bawang dan cabai, dan sayur-sayuran,” pungkasnya.
Baca Juga: Tekan Laju Inflasi, Bank Indonesia Naikkan Kembali Suku Bunga Jadi 4,75 Persen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi year on year (y-on-y) sebesar 5,71 persen pada Oktober 2022 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,75.
Artikel Terkait
Beberapa Langkah Mencegah Dampak Inflasi dalam Hadapi Situasi Ekonomi
Tekan Laju Inflasi, Bank Indonesia Naikkan Kembali Suku Bunga Jadi 4,75 Persen
Redam Inflasi dengan Benahi Rantai Pasok berbasis Teknologi
Inflasi Oktober Tembus 5,71 Persen, Sektor Transportasi Penyumbang Terbesar
Tekan Inflasi, Pemko Padang Gelar Lagi Pasar Murah
Ini Penyebab Utama Inflasi di Sumbar, Ternyata Oh Ternyata...