Alhamdulillah! Bulog Bakal Salurkan 315 Ribu Ton Beras Premium Impor Hingga Maret 2023

- Kamis, 2 Februari 2023 | 09:07 WIB
Perum Bulog Akan Salurkan 315 Ribu Ton Beras Premium Impor Hingga Maret Mendatang (litbang.kemendagri.go.id)
Perum Bulog Akan Salurkan 315 Ribu Ton Beras Premium Impor Hingga Maret Mendatang (litbang.kemendagri.go.id)

HARIANHALUAN.COM- Perum Bulog siap menggelar operasi pasar dengan menyalurkan 315 ribu ton beras premium impor hingga bulan Maret mendatang.

Gerakan operasi pasar Perum Bulog tersebut ditujukan agar bisa menekan harga beras kelas medium yang saat ini mengalami kenaikan harga.

315 ribu ton beras premium impor yang disalurkan melalui operasi pasar oleh Perum Bulog tersebut akan dijual dengan harga Rp8.300 per kilogram.

Baca Juga: Harga Beras Terus Melonjak, Jokowi Siapkan Strategi Ini

Harga itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga beras medium lokal yang saat ini mencapai harga Rp12 ribu per kilogram.

“Kalau ada yang masih mahal, nah berarti ada permainan disitu, karena apa? karena beras ini beras premium, kita jualnya Rp8.300, jadi harusnya tidak ada lagi persaingan,” ucap Budi Waseso Dirut Perum Bulog dikutip harianhaluan.com dari kanal Youtube IDX Chanel, Kamis, 2 Februari 2023.

Dalam melaksanakan operasi pasar beras impor premium itu, Perum Bulog akan bekerja sama dengan Satgas Pangan Mabes Polri dan Food Station Cipinang.

Kerjasama tersebut terkait antisipasi terjadinya penimbunan beras selama operasi pasar agar tidak adanya kelangkaan sehingga harga beras tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan.

Baca Juga: Cekcok dengan Pep Guardiola! Joao Cancelo Buka Suara Mengenai Isu Pertengkarannya

Sebelumnya kenaikan harga beras lokal saat ini disinyalir karena adanya penimbunan beras akibat permainan para pedagang besar komoditi beras.

Direktur Ekonomi Komisi Perdagangan dan Persaingan Usaha (KPPU), Mulyawan Ranamanggala beberapa waktu lalu mengatakan bahwa gangguan dan distribusi beras terjadi pada pedagang besar.

Hal ini tidak terlepas dari struktur pasar pada komoditi beras ini bersifat oligopoli, sehingga memungkinkan terbentuknya kongsi dagang atau klaster pedagang beras.

“Nah, karena struktur pasarnya yang bersifat oligopoli tersebut, mereka bisa saja memang, mengatur pasokan dan mengatur harga beras itu sendiri di pasar,” ucap Mulyaman dikutip harianhaluan.com dari kanal Youtube CNBC Indonesia.

Dia menilai pedagang-pedagang besar yang menciptakan klaster tersebut punya kemampuan untuk menentukan seberapa banyak beras yang didistribusikan maupun menentukan harga beras di penggilingan.

Halaman:

Editor: Jefli Bridge

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X