HARIANHALUAN.COM - Kabut perang Rusia-Ukraina berlangsung dan masing-masing pihak memiliki inisiatif untuk melebih-lebihkan dan mengecilkan korban militer mereka yang tewas di medan perang.
Mereka yang memulai perang sering kali berasumsi optimis bahwa pertempuran akan berlangsung cepat, terkendali, dan korban jiwa akan rendah.
Ketika banyak mayat mulai pulang atau ditinggalkan di medan perang, itu adalah tanda bahwa perang bukanlah tentang itu.
Baca Juga: Gaung Ancaman China! Hanya Sisi Bisnis Senjata AS Meraup Untung?
Pernyataan pertama Kremlin tentang korban militer Rusia dalam invasi mereka ke Ukraina, pada 2 Maret 2022, mencatat bahwa 498 tentara tewas dan 1.597 terluka.
Dan selama berminggu-minggu media Rusia terus menyarankan, tanpa memberikan angka sebenarnya, bahwa jumlah tentara mereka yang tewas dan terluka di Ukraina sangat sedikit.
Namun pada 21 Maret, tabloid Rusia Komsomolskaya Pravda melaporkan bahwa 9.861 tentara Rusia tewas dan 16.153 terluka.
Baca Juga: Analisa: Bahaya Ekstra dari China yang Memuncak
Laporan itu hanya muncul sebentar sebelum dihapus, dan surat kabar pro-pemerintah mengatakan angka-angka itu tidak nyata melainkan hasil peretasan.
Artikel Terkait
Jrenng! Transgender di Amerika dapat Dukungan Presiden, Jenis Kelamin X Sebagai Penanda
Meski Ukurannya Kecil, Sampel Debu Bulan Hasil dari Misi Apollo 11 Bakal Dilelang Rp 11,4 Miliar
Breaking News: Depot Minyak di Belgorod Rusia Terbakar, Ukraina Klaim Sebagai Serangan Militernya
Hebohkan Dunia! China Siapkan 'Kereta Kiamat' Peluncur Nuklir
Manfaatkan Teknologi Digital, Inilah Cara Ukraina Perang Online Lawan Rusia
Lakukan Propaganda di Medsos, Rusia Bongkar Kisah Kelam Ukraina di Masa Lalu
Mengejutkan, Inilah Alasan Rusia Kirim 4 Pesawat Tempur Bersenjata Nuklir ke Eropa
Seorang Remaja 13 Tahun Disiksa Temannya Sendiri, Polisi Ungkap Ini Alasannya
Analisa: Bahaya Ekstra dari China yang Memuncak
Kembali Memanas, Pasukan Israel Tewaskan 3 Warga Palestina di Tepi Barat