BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.COM - Pasa (Pasar) Ateh adalah salah satu pusat pertokoan terbesar di Sumatra Barat. Setelah revitalisasi dan pembangunan ulang pasca terbakar hebat Oktober 2017 lalu, nafas perekonomian pasar atas belum sepenuhnya pulih.
Diresmikan di tengah Covid-19 pada Juni 2020 lalu, membuat pedagang merasa masalah baru muncul. Hingga hari ini, Pasa Ateh masih berusaha meningkatkan perekonomian dari sektor perdagangan yang sempat terpuruk.
Nyatanya, semenjak pelonggara Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), daya beli masyarakat masih jauh dari harapan.
Seperti yang diutarakan Fadhel, salah satu pedagang di pusat pertokoan Pasa Ateh, walaupun PPKM sudah longggar, tapi pasar masih sepi.
"Kondisi sudah tidak seperti dulu (sebelum terbakar), cuma setelah longgarnya PPKM sudah banyak yang lalu lalang di dalam pasar. Tapi yang membeli masih sepi," tuturnya kepada Harianhaluan.com, Sabtu (9/10/2021).
Fadhel juga menuturkan, untuk membantu pedagang-pedagang pasar, pemerintah sempat memberi Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada saat pemberlakuan PPKM di pusat keramaian Kota Bukittinggi beberapa waktu lalu.
Bantuan itu dirasakan dapat membantu masyarakat pada saat diberlakukannya PPKM di pusat perbelanjaan dan tempat wisata di Bukittinggi. (*)
Artikel Terkait
Belajar Ukiran Minang di Museum ala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi
Jumat Malam, Martias Wanto Resmi Menjabat Sekda Kota Bukittinggi
Sektor Perhotelan di Bukittinggi yang Kian Lesu Sempat Terbantu Program BLT
Libur Akhir Tahun, Hotel dan Restoran di Bukittinggi Belum Lakukan Persiapan