IHSG adalah singkatan dari Indesk Harga Saham Gabungan yang merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. IHSG pertama kali di perkenalkan pada 1 April 1983 yang merupakan indicator pergerakan harga saham di BEJ (Bursa Efek Jakarta). Indeks ini mencakup semua pergerakan harga seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada penutupan hari ini (Jumat, 7/1/22) IHSG masih terlihat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Pasalnya IHSG pada sesi 2 naik ke level 6.712,07 atau setara 0,72 % dari sesi pertamanya yaitu 6.669,51 atau setara dengan 0,67 %. Menurut data dari IHSG sendiri rentang indeks hari ini berkisar antara 6.647.71 – 6.712,15 Kenaikan ini ditopang oleh indeks LQ45 yang juga melejit.
IHSG kembali mendekati sejarah atawa All The Time (ATH). Yang mana di tahun sebelumnya yakin tepatnya pada bulan November tahun 2021 IHSG sempat menyentuh angka 6.754. Indeks hari ini hanya terpaut 0,8% dari capaian tahun sebelumnya.
Berdasarkan dari data IHSG sendiri pada pembukaan sesi I hari ini indeks terendah yang didapatkan IHSG ada di level 6.669, 51. Namun pada penutupan hari ini level yang didapatkan oleh IHSG cukup menjanjikan, yaitu ada di level 6. 698,56. Angka ini lebih meningkat dibanding level hari sebelumnya, yang hanya mencapai level 6.653,35.
Pada hari ini investor asing kembali melakukan net buy atau pembelian bersih dengan capaian Rp. 990 miliar di pasar reguler. Investor asing berlomba untuk mendapatkan empat saham perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar besar (big cap) dengan harga di atas Rp. 100 triliun. Tiga di antara perusahaan itu masih masuk ke dalam kategori perbankan.
Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT. Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT. Elang Mahkota Teknologi merupakan perusahaan yang memiliki saham kapitalisasi pasar besar. Pada penjualan bersih tercatat bahwa investor asing melepas dua saham kapitalisasi pasar besar yaitu saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan saham Pt. Astra Internasional Tbk (ASII).
Baca Juga: IHSG Membawa Angin Segar pada Perekonomian Indonesia Tahun 2022
Investor asing juga memburu saham emiten farmasi yaitu PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan saham emiten tambang batu bara yaitu PT. Bukit Asam Tbk (PTBA). Namun investor asing juga melpeas beberapa saham emiten, seperti saham emiten PT. Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang merupakan saham emiten telekomunikasi Grup Djarum. Selain itu saham e-commerce PT. Bukalapak.com Tbk (BUKA), saham emiten pertambangan emas dan nikel PT. Aneka Tambak Tbk (ANTM), dan saham emiten bank mini PT. Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga turut menjadi saham yang dilepas oleh investor asing.
Walaupun data IHSG mencatat nilai transaksi pada hari ini cenderung lebih sedikit menjadi 11, 4 triliun. Sebanyak 260 saham menguat, 256 saham melemah, dan 170 saham jalan di tempat. Namun, IHSG hari ini berhasil ditutup dengan citra positf, karena penguatan indeks menyusul bursa Asia yang mayoritas sedang menguat juga.
Sektor ekonomi di Indonesia mulai menunjukkan sisi positifnya, hal ini disebabkan adanya faktor lain yang juga ikut mendorong seperti relaksasi pajak dan restrukturisasi perbankan yang masih dalam proses saat ini. Relaksasi pajak dan restrukrurisasi perbankan berpotensi mendorong sektor otomotif dan properti karena terlihat perubahan yang positif di dua sektor ini. Indonesia mulai menunjukkan penguatannya di bidang ekonomi walaupun di tengah-tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: IHSG Menguat, Ini Rekomendasi Saham yang Bisa Jadi Pilihan
Artikel Terkait
Omicron Bikin Saham-Saham Batu Bara Terkapar
Asabri Lepas 189 Juta Saham Sehingga Berkurang 10,09 Persen
Transaksi Saham Warga Sumbar Capai Rp37 Triliun di Jakarta