Perusahaan multinasional yang bergerak di bidang makanan cepat saji, yaitu McDonald's menutup sementara seluruh gerainya di Rusia. Keputusan ini diambil imbas agresi militer Vladimir Putin ke Ukraina.
"McDonald's memutuskan untuk menutup sementara semua restoran kami di Rusia dan menghentikan sementara seluruh operasi di pasar," kata CEO Chris Kempczinski dalam sebuah pernyataan seperti dilansir CNN, Rabu (9/3/22).
Berdasarkan data dari dokumen investor terdapat 847 gerai McDonald's di Rusia hingga akhir tahun lalu. Secara global, sebagian besar lokasi McDonald's dioperasikan oleh operator waralaba. Namun, di Rusia, 84 persen lokasi gerai dioperasikan oleh perusahaan.
Dokumen tersebut mencatat restoran McDonald's di Rusia, bersama dengan 108 lainnya di Ukraina, menyumbang 9 persen dari pendapatan perusahaan pada 2021.
Di Rusia, McDonald's mempekerjakan 62 ribu orang. Perusahaan juga bekerja sama dengan ratusan pemasok dan mitra lokal di Rusia untuk memproduksi makanan yang disajikan kepada pelanggan.
Kendati demikian, Kempczinski menambahkan perusahaan tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia yang terjadi di Ukraina saat ini. Karenanya, perusahaan memutuskan untuk menutup sementara gerainya.
Nestle, Philip Morris, hingga Sony mengikuti jejak beberapa perusahaan multinasional lainnya untuk hengkang dari Rusia. Aksi korporasi ini dilakukan pasca Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2/22) lalu.
Nestle juga menyatakan telah menghentikan investasi di Rusia. Namun pesaingnya, Mondelez International mengklaim masih akan menyediakan kebutuhan pokok di Rusia guna menjaga pasokan makanan di Rusia.
Artikel Terkait
Rusia Sebut Ukraina Melakukan Serangan dari Dalam Rumah Sakit Anak-anak
Dampak Perang Rusia-Ukraina, Anis Matta: Indonesia Hadapi Dua Masalah Besar
[INFOGRAFIS] Sederet Brand yang Hentikan Bisnisnya di Rusia