HARIANHALUAN - Kehadiran geothermal atau panas bumi terus mendukung tren industri hijau, yang kini terus digaungkan berbagai pihak, baik Pemerintah Provinsi Sumbar maupun para pelaku industri.
Geothermal atau panas bumi, merupakan salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) yang menjadi andalan Sumbar lantaran bisa dijadikan baseload. Tak heran, pemerintah setempat memberikan perhatian khusus melalui sejumlah regulasi yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Sumbar Targetkan Investasi Geothermal Energy Naik di Tahun 2021
Hal itu pun didorong dengan biaya penyediaan energinya lebih terjangkau jika dibandingkan EBT yang lain, yakni hanya USD 7,6-8 sen per kWh.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, menyebutkan Provinsi Sumbar memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah. Salah satunya potensi energi dari panas bumi yang memiliki potensi hingga 1.705 MW.
Hal itu dikatakan Wagub Audy saat menjadi pembicara dalam webinar membangun komitmen pemerintah dalam mendukung energi yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Ada Kesalahpahaman Terkait Proyek Geothermal
“Potensi ini tersebar di 20 titik lokasi, 1 wkp Wipinang, Muaro Labuh, Solok Selatan. Ini sudah dikembangkan oleh dimana tahap satu telah menghasilkan 85 megawatt,” katanya.
Selain itu 2 lokasi juga sudah di wkp yaitu Gunung Talang, wkp Sumani dan Solok. Energi tentunya harus dikekola khusus kemanfaatannya nasional.
Artikel Terkait
Proyek Geothermal di Solok Berujung Bentrok, Polisi dan Warga Luka-luka
Sumbar Targetkan Investasi Geothermal Energy Naik di Tahun 2021