Banyak yang beranggapan meneruskan bisnis keluarga lebih mudah dibandingkan merintis usaha sendiri. Nyatanya, perlu kecakapan untuk mengelola bisnis tersebut agar bisa berkembang. Hal itu dibuktikan oleh Murat Ülker.
Dilansir dari berbagai sumber, Murat adalah konglomerat asal Turki yang sukses dari membesarkan Yildiz Holding, perusahaan makanan dan minuman terbesar di kawasan Eropa Tengah dan Timur, Timur Tengah dan Afrika (CEEMEA).
Berkat tangan dinginnya, bisnis keluarga itu mampu merambah pasar global dan menjadikannya orang terkaya di Turki.
Lahir di Istanbul, Turki, 21 Maret 1959, Murat dibesarkan dari keluarga berada yang sederhana. Ayahnya, Sabri Ülker, mendirikan perusahaan biskuit ternama "Ülker" pada 1944.
Lepas SMA, Murat mempersiapkan diri untuk menjadi pewaris bisnis keluarga dengan mengambil jurusan administrasi bisnis di Universitas Bogazici, Turki.
Setelah itu, pada 1982, Murat memutuskan untuk belajar memanggang kue secara profesional di American Institut of Baking dan mengikuti sejumlah pelatihan di sana. Ia juga sempat bekerja di perusahaan roti Negeri Paman Sam, Continental Baking.
Pada 1984, Murat mulai bergabung ke perusahaan keluarga, Ülker Group. Kala itu, Ulker Group tidak hanya memproduksi biskuit tetapi mulai merambah ke produk lain seperti kukis, kraker hingga cokelat. Bahkan, perusahaan juga memiliki lini produksi tepung terigu sendiri.
Meski anak bos, Murat tak serta merta mendapatkan posisi tinggi. Awalnya, ia bekerja sebagai staf di bagian kontrol. Lalu, perlahan-lahan jabatannya naik, mulai dari asisten manager hingga general manager.
Tahun demi tahun berganti, bisnis Ülker Group pun kian beragam. Akhirnya, manajemen memutuskan untuk mengganti nama perusahaan menjadi Yildiz Holding pada 1989.
Berkat kecakapannya, sang ayah akhirnya mempercayakan Murat kursi CEO Yildiz Holding pada 2000, sebelum akhirnya menjabat sebagai chairman pada 2008.
Baca Juga: Berikut Daftar 10 Atlet Bulu Tangkis Terkaya di Indonesia
Kepercayaan sang ayah tak disia-siakannya. Sebagai seorang visioner, Murat berani membawa Yildiz melakukan ekspansi besar-besaran. Tak hanya meningkatkan volume produksi, Murat tak segan untuk mendiversifikasi produk dengan mengakuisisi bisnis lain.
Misalnya, pada 2001, perusahaan mengakuisisi Baycan, produsen permen karet terbesar ketiga di Turki saat itu. Selang setahun, Murat memperkuat bisnis minuman ringan perusahaan dengan mengakuisisi Camlica. Hasilnya, dalam lima tahun, Murat berhasil meningkatkan pendapatan Yildiz dua kali lipat.
Tak hanya jago kandang, Murat juga melirik bisnis F&B lain di luar negeri. Misalnya, pada 2007, Yildiz membeli perusahaan cokelat ternama asal Belgia, Godiva, seharga US$850 juta. Pada 2014, Yildiz mengambil alih perusahaan biskuit asal Inggris United Biscuits senilai US$3,4 miliar.
Artikel Terkait
Tak Lagi Masuk Daftar Terkaya, Kekayaan Bos Shopee Berkurang Sebanyak 253 Trilliun Gara-Gara Hal Ini
5 Pelawak Terkaya di Indonesia
Sosok Wang Zelong, Pemuda Terkaya di Asia Si Ahli Industri Kimia