Kenapa Negara Miskin Sulit Dapat Pasokan Vaksin Covid-19? Ini Sebabnya

Milna Miana
- Kamis, 9 September 2021 | 09:50 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA, HARIANHALUAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengungkapkan penyebab kenapa negara berpenghasilan rendah sulit mendapat pasokan vaksin Covid-19.

Kepala WHO Tedros Adhanom menyebutkan, hal itu lantaran produsen vaksin memprioritaskan negara kaya yang mampu membeli vaksin dengan harga dolar tinggi.

Baca Juga: Dua Pelajar di Pesisir Selatan Ini Datang Sendiri ke Puskesmas Minta Disuntik Vaksin

"Kami telah mendengar alasan dari produsen dan beberapa negara berpenghasilan tinggi tentang bagaimana negara berpenghasilan rendah tidak dapat mendapat vaksin," kata Tedros dalam konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia melalui Suara.com, Kamis (9/9/2021).

"Karena produsen telah memprioritaskan atau diwajibkan secara hukum untuk memenuhi kesepakatan bilateral dengan negara-negara kaya yang bersedia membayar dengan dolar tinggi. Sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah telah kehilangan alat untuk melindungi rakyat mereka," imbuhnya.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Johnson & Johnson (Janssen) dan Vaksin Cansino (Convidecia) untuk Covid-19

Padahal hampir semua negara berpenghasilan rendah juga telah menunjukkan kemampuannya untuk menjalankan kampanye imunisasi skala besar terhadap vaksinasi polio, campak, dan penyakit lainnya, lanjut Tedros.

WHO mencatat, dari 5,5 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global, sebanyak 80 persen di antaranya hanya tersebar ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.

WHO telah menetapkan target untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasi pada akhir tahun ini dan Tedros mengatakan pengiriman ke negara-negara miskin perlu didorong agar hal ini dapat tercapai.

Ia mengatakan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah siap menjalankan kampanye vaksinasi Covid-19 yang efektif. Akan tetapi semua tergantung pada produsen dan negara-negara kaya untuk memberikan dosis yang dijanjikan untuk mengurangi ketidaksetaraan kesehatan global.

Tedros juga terus menyerukan kepada negara-negara kaya agar tidak melakukan suntikan ketiga atau booster vaksin Covid-19 hingga akhir tahun ini. Seruan itu makin diperluas sebab WHO merasa imbauan sebelumnya tidak didengarkan oleh banyak negara.

Tedros bahkan mengaku terkejut dengan pernyataan asosiasi produsen farmasi terkemuka yang mengatakan bahwa pasokan vaksin cukup tinggi untuk memungkinkan suntikan booster. Juga cukup untuk vaksinasi di negara-negara yang menghadapi kekurangan stok vaksin.

"Saya tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global berpikir bahwa orang miskin dunia harus puas dengan sisa vaksin," tegas Tedros dalam konferensi pers, dikutip dari Fox News.

Tedros sebelumnya telah menyerukan "moratorium" suntikan booster hingga akhir September. Tetapi Amerika Serikat dan sejunlah negara lain telah memulai atau sedang mempertimbangkan rencana untuk menawarkan booster kepada populasi mereka yang rentan. (*)

Halaman:

Editor: Milna Miana

Sumber: Suara.com

Tags

Terkini

X