HARIANHALUAN.COM - Perusahaan farmasi yang juga produsen obat Covid-19, Pfizer, memutuskan untuk membuat perjanjian licensing dengan lembaga PBB untuk paten obat, Perkumpulan Paten Obat (MPP) untuk produksi obat Covid PF-07321332. Hal itu diharapkan menjadi katalis yang baik bagi pemulihan global dari pandemi Covid-19.
Mengutip situs resmi Pfizer, Selasa (16/11/2021), perjanjian paten dengan MPP ini akan membuka akses produksi obat pil itu kepada 95 negara dunia yang mencakup 53% populasi global. Negara-negara itu juga diketahui berada di wilayah-wilayah yang masih kekurangan vaksin seperti Afrika Sub-Sahara.
"Pfizer tetap berkomitmen untuk menghadirkan terobosan ilmiah untuk membantu mengakhiri pandemi ini bagi semua orang. Kami percaya perawatan antivirus oral dapat memainkan peran penting dalam mengurangi keparahan infeksi Covid-19, mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan kami dan menyelamatkan nyawa," kata Albert Bourla selaku CEO Pfizer.
Baca Juga: PDIKM Berhasil Dapatkan Sertifikat CHSE dari Kemenparekraf
"Kami harus bekerja untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke terobosan ini, dan kami senang dapat bekerja dengan MPP untuk memajukan komitmen kami terhadap kesetaraan."
Pfizer melanjutkan bahwa pihaknya tidak akan menerima royalti atas penjualan di negara yang tergabung dalam kesepakatan itu dan juga di negara-negara berpenghasilan rendah.
MPP sendiri mengaku senang dengan perjanjian dengan Pfizer ini. Charles Gore selaku Direktur Eksekutif MPP, mengatakan bahwa kesepakatan ini akan menyelamatkan banyak nyawa yang sekarat akibat teinfeksi Covid-19 dan tidak memiliki akses obat-obatan.
"Lisensi ini sangat penting karena, jika disahkan atau disetujui, obat oral ini sangat cocok untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah dan dapat memainkan peran penting dalam menyelamatkan nyawa, berkontribusi pada upaya global untuk memerangi pandemi saat ini," ujarnya.
Gore juga menambahkan bahwa penggunaan PF-07321332 juga memerlukan obat HIV ritonavir. Obat ini telah dikuasai dan dipahami betul oleh para peneliti MPP
"Karena kami telah memiliki lisensinya selama bertahun-tahun, dan kami akan bekerja dengan perusahaan generik untuk memastikan ada cukup pasokan untuk kedua obat Covid-19 dan HIV ini," katanya. (*)