Sepenggal pesan tersebut disampaikan netizen ini menyusul terjadinya ledakan bom mobil setelah menabrakkan diri ke sebuah bus di Guven Park. Sedikitnya 34 warga sipil meninggal dalam insiden ini dan lebih dari 125 orang terluka.
“Bertolak belakang dengan yang semua orang pikirkan, Turki bukan Timur Tengah. Ankara bukan medan perang. Ia adalah kota yang normal, seperti kota-kota metropolitan modern lainnya yang sibuk. Ankara sama seperti ibu kota-ibu kota lain di Eropa dan Kizilay adalah jantung kota kami,” unggah pria yang sudah menetap di Turki selama 18 bulan itu mencoba menarik empati netizen lain.
Indonesia ikut mengutuk serangan bom yang terjadi di kawasan Kýzýlay, Pusat Kota Ankara, Ahad (13/3). Hingga pukul 23.00 waktu setempat, serangan tersebut dilaporkan telah menyebabkan korban 34 orang meninggal dan 125 orang korban luka-luka.
Pemerintah dan Rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada pemerintah dan rakyat Turki, khususnya kepada korban dan keluarga korban. Dalam siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri, KBRI Ankara belum mendapat informasi adanya korban WNI, namun KBRI Ankara terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Turki untuk mendapatkan informasi lebih jauh. Berdasarkan catatan KBRI Ankara, terdapat 1.553 WNI di Turki yang sebagian besar bekerja di sebagai pekerja profesional dan mahasiswa.
KBRI Ankara telah mengimbau WNI di Turki tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan situasi serta menghindari pusat-pusat keramaian yang rawan menjadi sasaran serangan. (h/yan)