LONDON, HARIANHALUAN.COM - Covid-19 varian Omicron merajelela di Inggris dalam waktu singkat. Negara itu melaporkan, 90 persen dari kasus infeksi virus corona harian melibatkan varian yang sangat menular ini.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengungkap, tingkat penularan Omicron sangat tinggi dalam waktu relatif singkat.
Baca Juga: Jubir Kemenkes: Vaksinasi Mampu Beri Perlindungan dari Varian Omicron
“Data menunjukkan kasus Omicron saat ini lebih dari 90 persen dari semua kasus Covid-19 di komunitas Inggris. Dasbor harian kami akan memberikan info terbaru mengenai angka kasus Covid-19,” bunyi pernyataan, di Twitter, seperti dikutip dari Sputnik melalui iNews.id, Kamis (30/12/2021).
Inggris melaporkan 32.923 kasus infeksi harian Omicron hanya pada Rabu kemarin saja. Secara total, Inggris telah mengonfirmasi 210.122 kasus varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu.
Baca Juga: Kemenkes Laporkan 21 Kasus Baru Omicron, Total Menjadi 68 Orang
Inggris menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19 menjelang Natal. Otoritas kesehatan memperkirakan jumlah kasus infeksi Omicron bisa melebihi 1 juta pada akhir Desember ini.
Perdana Menteri Boris Johnson sudah memperingatkan sejak awal bulan ini bahwa pemerintah bisa saja menerapkan kembali pembatasan. Menurut dia, pemerintah bisa menerapkan Rencana B jika kasus terus melonjak. Saat ini warga Inggris sudah diminta bekerja dari rumah serta mewajibkan kembali penggunaan masker di tempat umum. Selain itu, vaksinasi Covid-19 menjadi syarat untuk bisa mengunjungi berbagai tempat umum.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pembaruan epidemiologi mingguan pada Rabu memperingatkan, Omicron masih menimbulkan risiko sangat tinggi dan bisa membebani layanan kesehatan. Banyak negara mengalami lonjakan kasus, bahkan mencatat rekor penambahan harian baru.
Jumlah kasus infeksi Covid-19 secara global melonjak 11 persen pada pekan lalu dibandingkan minggu sebelumnya. Lonjakan kasus di antaranya dilaporkan di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Italia. Belanda dan Swiss menyatakan Omicron telah menjadi kasus infeksi yang dominan di negara tersebut.
Meskipun beberapa penelitian mengungkap varian ini tak menyebabkan penyakit parah, WHO mendesak semua negara untuk tetap berhati-hati karena penelitian masih terus berlangsung.
"Risiko keseluruhan terkait varian baru yang menjadi perhatian, Omicron, tetap sangat tinggi. Bukti yang konsisten menunjukkan varian Omicron unggul dalam pertumbuhan dibandingkan varian Delta, dalam waktu dua kali lipat, dari 2 hingga 3 hari," bunyi pernyataan WHO. (*)