JAKARTA, HARIANHALUAN.COM - Lebih dari 100 juta anak di dunia berisiko terkena campak di tengah pandemi Covid-19. Ancaman campak ini muncul akibat penundaan program imunisasi di sejumlah negara demi mencegah penularan virus corona.
Measles and Rubella Initiative menyebut, sejauh ini ada 24 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang telah menunda program imunisasi campak. Penundaan di 13 negara lainnya dilakukan menyusul. Measles and Rubella Initiative merupakan konsorsium yang terdiri dari WHO, UNICEF, CDC, dan sejumlah mitra kesehatan lainnya.
"Jika pilihan harus jatuh untuk menunda vaksinasi demi menekan penyebaran Covid-19, kami mendesak para pemimpin untuk mengintensifkan upaya melacak anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi, sehingga mereka yang berisiko dapat diberikan vaksin sesegera mungkin setelah situasi kondusif," tulis pernyataan Measles and Rubella Initiative, mengutip situs resmi PBB.
WHO menegaskan, memberikan imunisasi-termasuk vaksin campak-sangat penting untuk menyelamatkan jiwa anak. Sebagaimana diketahui, campak dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Anak-anak di bawah 1 tahun berisiko tinggi terhadap kematian akibat komplikasi campak.
Kepala Imunisasi untuk UNICEF, Robin Nandy mengakui sulitnya menjaga keseimbangan antara menekan penyebaran Covid-19 dengan pencegahan sejumlah penyakit lain yang tak kalah penting seperti campak.
"Idealnya, upaya memvaksinasi anak seharusnya tidak memperparah pandemi Covid-19. Tapi, kami juga tidak berharap berakhir pandemi malah digantikan dengan wabah campak atau difteri," ujar Nandy, mengutip New York Times.
Nandy mendesak agar negara-negara tetap membuat rencana terkait keperluan vaksinasi anak sesegera mungkin saat situasi telah kembali kondusif. Negara-negara juga disarankan untuk melacak data untuk menemukan daerah dengan risiko kasus campak paling tinggi.
Sebelum pandemi Covid-19, campak sudah mewabah di beberapa daerah. Pada 2017, WHO mencatat ada sekitar 7,6 juta kasus campak di dunia, 124 ribu di antaranya menyebabkan kematian.
Angka itu meningkat pada 2018, di mana sebanyak 9,8 juta kasus campak tercatat. Sebanyak 142.300 di antaranya menyebabkan kematian.
Campak merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus yang menular melalui percikan air liur saat batuk atau bersin. Penularan bisa terjadi saat seseorang menyentuh area hidung atau mulut setelah memegang benda yang terkontaminasi.(*)