WASHINGTON, HARIANHALUAN.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuding Donald Trump menyebarkan jaring Kebohongan terkait kerusuhan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol, Washington DC, yang menewaskan enam orang.
Massa pendukung Trump saat itu menyerbu gedung itu untuk menggagalkan pengesahan hasil pemilihan presiden (pilpres) AS yang memenangkan Biden.
Baca Juga: Tak Mau Divaksin? Joe Biden: Seminggu Sekali Wajib Tes Covid-19
Trump menyebut ada kecurangan dalam pilpres AS 2020 yakni pencurian suaranya, namun tuduhan itu tak bisa dibuktikan.
Dalam pidato memperingati setahun kerusuhan itu, Biden mengatakan tuduhan palsu Trump bahwa suara pilpres dicuri bisa mengganggu proses demokrasi yang berlangsung.
Baca Juga: Trump Minta Joe Biden Mundur Usai Taliban Kuasai Afghanistan
“Seorang mantan presiden Amerika Serikat telah membuat dan menyebarkan jaring Kebohongan tentang pilpres 2020. Dia melakukannya karena lebih mengutamakan kekuasaan daripada prinsip. Dia tidak bisa menerima kekalahannya,” kata Biden, dikutip dari Reuters melalui iNews.id, Jumat (7/1/2022).
Menariknya, Biden tidak menyebut nama Trump dalam pidato selama 25 menit itu. Alasannya, dia tak ingin fokus pada orang, namun kepada ancaman sistem politik.
Sementara itu Trump membalas dengan mengeluarkan tiga pernyataan beberapa jam setelah pidato Biden. Dia menuduh Biden berusaha memecah belah negara serta mengulangi klaim soal hasil pilpres.
Pidato Biden tersebut menggambarkan bahwa pemerintahan Biden dan Partai Demokrat tetap mewaspadai trik politik Trump untuk pilpres selanjutnya.
“Demokrasi kita sangat rapuh dan kultus Kebohongan besar masih sangat aktif... yang terus mencoba untuk menulis ulang atau mengabaikan sejarah,” kata politikus Demokrat, Pramila Jayapal. (*)