Para aktivis anti-rasisme menyambut baik keputusan itu, tetapi menyeru lebih banyak tindakan dari keluarga Kerajaan Belanda.
“Dia mengatakan masa lalu tidak boleh dilihat dari perspektif dan nilai-nilai masa kini,” kata Mitchell Esajas, salah satu pendiri The Black Archives di Amsterdam.
“Saya pikir itu adalah kekeliruan karena, juga dalam konteks sejarah, perbudakan dapat dilihat sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan sebuah sistem kekerasan,” imbuhnya.
Baca Juga: Genghis Khan Penguasa Abad ke-13, Berkuasa 65 Tahun
Tahun lalu, Walikota Amsterdam Femke Halsema meminta maaf atas keterlibatan para mantan gubernur pendahulunya dalam perdagangan budak.
Belanda sebagaimana diketahui sejarahnya sebagai negara adidaya kolonial abad ke-17, di mana pedagang-pedagang Belanda menghasilkan banyak uang dari perbudakan. (*)
Artikel Terkait
Indonesia Terima 324 Ribu Dosis Bantuan Vaksin dari Belanda
Alhamdulillah, Perkembangan Dakwah Muslim di Belanda Kian Pesat
Antisipasi Sebaran Omicron, Belanda Tutup Seluruh Sekolah Dasar
Akan Beredar Tahun Baru, Penyelundupan Pil Ekstasi asal Belanda Digagalkan
Cara Mudah Buat Cemilan Brulee Bomb Khas Belanda
Profil Arsenio Valpoort, Pemain Baru Persebaya Asal Belanda
Raja Belanda Tidak Lagi Pakai Kereta Kencana Kerajaan?