HARIAN HALUAN - Pejabat Amerika Serikat (AS) sebut China berikan bantuan milter dan ekonomi pada Rusia dalam invansi di Ukraina. Hal ini lantas memunculkan kekhawatiran AS apabila China benar-benar mengirimkan pasokoan milter pada Negara Beruang Merah itu.
Penasihat Kemanan Nasional AS Jake Sullivan mengungkapkan, Rusia berpura-pura tertarik terhadap diplomasi AS dengan China sambil mempersiapkan serangan lanjutan ke Ukraina.
Presiden Ukraina Zelensky mengatakan pembicaraan Rusia dan Ukraina kembali dilanjutkan pada Selasa.
Baca Juga: China Bantu Invansi Rusia ke Ukraina, AS Berikan Kecaman Keras
Zelensky pun meminta agar pasukan Rusia segera menyerah dan menghentikan perlawanan.
“Untuk apa Anda mati? Jika Anda menyerah kepada pasukan kami, kami akan memperlakukan Anda sebagai manusia yang harus diperlakukan, dengan bermartabat,”ujarnya.
Lebih lanjut, Kementerian Pertahanan Inggris memprediksi, Rusia berencana menggunakan senjata kimia dalam serangan palsu di Ukraina.
Baca Juga: Anis Matta Sebut Lima Dampak Perang Rusia-Ukraina, Termasuk bagi Indonesia
Semenara itu, Presiden AS Joe Biden kini tengah mempertimbangkan pertemuan dengan sekutu Nato di Eropa.
Ia juga direncanakan akan bertemu dengan para pemimpin di Brussel pada 23 Maret mendatang di Polandia. (*)
Artikel Terkait
Joe Biden Bebeberkan Alasan Amerika 'Takut' Perangi Rusia dengan Konfrontasi Langsung di Ukraina
Kemenlu Ukraina: Pasukan Rusia Tembaki Masjid di Mariupol Ukraina, Tempat Persembunyian 80 Warga Sipil
Google Berikan Fitur Peringatan Serangan Udara pada Android Warga Ukraina, Sinyal Jika Rusia Menyerang
35 Orang Dilaporkan Tewas Akibat Tembakan Roket Rusia ke Fasilitas Militer Ukraina
Anis Matta Sebut Lima Dampak Perang Rusia-Ukraina, Termasuk bagi Indonesia
China Bantu Invansi Rusia ke Ukraina, AS Berikan Kecaman Keras