HARIANHALUAN.COM - Indonesia memiliki banyak ragam tradisi religi. Diantaranya dapat dijelaskan dengan dalil Alquran maupun hadits.
Namun ada juga tradisi religi di Indonesia yang tidak menurut maupun dilakukan oleh Rasulullah.
Kendati begitu, tradisi tersebut tetaplah sangat baik apabila dilaksanakan.
Dilansir HarianHaluan.com dari jabar.nu.or.id, Senin, 6 Maret 2023, salah satu tradisi tersebut ialah berziarah kubur setiap jelang bulan Ramadhan atau bertepatan pada akhir bulan Syakban.
Baca Juga: Usai Sri Mulyani, Kini Giliran Mendikbud dan Menkes yang Kena Sentil Jokowi
Di berbagai daerah, tradisi ini memiliki berbagai macam sebutan, seperti arwahan, nyekar penyebutan untuk daerah Jawa Tengah, kosar untuk Jawa Timur, munggahan untuk tatar Sunda dan masih banyak lagi.
Menurut kebanyakan umat muslim di Indonesia, tradisi ziarah kubur ini merupakan hal wajib yang harus dilaksanakan.
Apabila tidak dilaksanakan, sebagian akan merasa ada sesuatu yang kurang ketika mau melangkahkan diri untuk mulai beribadah puasa Ramadhan.
Pada zaman Rasulullah, awalnya tradisi berziarah kubur merupakan tradisi yang dilarang oleh Rasulullah sendiri. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan.
Ternyata, kala itu iman seseorang masih sangat lemah. Terlebih lagi, keadaan masyarakat Arab yang masih terdapat banyak kemusyrikan hingga percaya pada berhala.
Baca Juga: PSM Makassar Perlebar Jarak dengan Persib Bandung, Berikut Klasemen Sementara BRI Liga 1 Hingga Pekan ke 28
Karena hal tersebut, Rasulullah merasa khawatir akan terjadinya kesalahpahaman dalam berperilaku dan berdoa ketika mengunjungi kuburan. Lantas seiring berjalannya waktu, Rasulullah pun akhirnya memperbolehkan tradisi ziarah kubur.
Hal ini berdasarkan keterangan Rasulullah yang dapat ditemukan dalam Sunan Turmudzi nomor 973:
حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة"رواة الترمذي
Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat."
Baca Juga: Brand Oli Kelas Dunia Motul Jadi Sponsor World Superbike Mandalika 2023
Itulah hukum dasar sebenarnya terhadap tradisi ziarah kubur dengan alasan ‘tazdkiratul akhirah’ atau mengingatkan kita kepada akhirat.
Akhirnya hingga kini, tradisi ziarah kubur ke makam orang tua maupun keluarga dekat, diperbolehkan selama tradisi ini dilakukan guna mengingatkan diri kepada akhirat.
Sama halnya dengan berziarah ke makam para wali atau orang shaleh yang menjadi kebaikan yang sangat disarankan untuk dilakukan.***
Artikel Terkait
Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Pahlawan Warnai Hari Pahlawan di Kota Pariaman
Anies Baswedan Ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Ketemu Sosok Ulama Ini
Apakah Setan Dibelenggu selama Bulan Ramadhan? Ternyata Ini Penjelasanya
Harga Cabai Rawit Meroket Jelang Ramadhan, Jokowi: Fenomena Tahunan
Kapan Puasa Ramadhan 2023? Ini yang Perlu Dipersiapkan Menurut Ustadz Adi Hidayat