HARIANHALUAN.COM - Memendam emosi ternyata tidak baik loh. Hal ini akan berdampak pada kesehatan dan hubungan sosial.
Sering kita lihat, orang yang lagi menghadapi situasi yang tidak menyenangkan atau tidak adil, seringkali merasakan emosi yang kuat, seperti kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan.
Namun, terkadang kita tidak dapat mengungkapkan emosi tersebut karena alasan tertentu, seperti takut menyakiti perasaan orang lain, khawatir dianggap lemah, atau karena situasi tidak memungkinkan.
Baca Juga: Merinding Emosi Postingan Ayah David Soal Kondisi Anaknya: Saya Tidak Rela, Tak Ada Ampunan Apapun
Akibatnya, kita memilih untuk memendam emosi tersebut, dan hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan kita.
Salah satu efek dari sering memendam emosi adalah peningkatan risiko terkena penyakit fisik dan mental.
Studi menunjukkan bahwa stres yang ditimbulkan oleh memendam emosi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan masalah pencernaan.
Baca Juga: Perlunya Orangtua Belajar Mengelola Emosi Anak Agar Tak Trauma dan Dendam
Selain itu, memendam emosi juga dapat meningkatkan risiko terkena depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.
Selain itu, memendam emosi juga dapat memengaruhi hubungan sosial kita. Ketika kita memendam emosi, kita cenderung menjadi lebih tertutup dan sulit untuk terhubung dengan orang lain.
Hal ini dapat membuat kita sulit untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat dan mendukung.
Selain itu, memendam emosi juga dapat mempengaruhi kinerja kita dalam pekerjaan atau pendidikan.
Ketika kita memendam emosi, kita cenderung kehilangan fokus dan konsentrasi, sehingga sulit untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien.
Selain itu, memendam emosi juga dapat membuat kita merasa stres dan cemas secara konstan, yang dapat mengganggu produktivitas dan kinerja kita.