"Perusahaan sengaja menyembunyikan informasi penting dari publik, dari pemerintah AS dan dari pemerintah di seluruh dunia," kata pernyataan Haugen.
Seorang karyawan juga dilaporkan menyatakan keterkejutan dan kemarahan setelah pemberontakan 6 Januari di US Capitol. Ia menyinggung nilai kerja di perusahaan itu, sebagaimana ditulis Bloomberg.
"Saya berjuang untuk mencocokkan nilai saya dengan pekerjaan saya di sini. Saya datang ke sini berharap untuk mempengaruhi perubahan dan meningkatkan masyarakat, tetapi yang saya lihat hanyalah atrofi dan pelepasan tanggung jawab," tulis seorang karyawan dikutip dari CNBC Indonesia.
Facebook sendiri menolak keras tudingan ini. Melalui juru bicaranya perusahaan mengatakan tak ada bukti atas masalah yang dituduhkan. (*)