JAKARTA, HARIANHALUAN.COM - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 tidak mempengaruhi kesuburan atau fungsi ovarium pada wanita.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti Israel yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Sackler Universitas Tel Aviv, yang dipimpin oleh Dr. Aya Mohr-Sasson, seorang dokter senior di Divisi Wanita dan Maternitas di Sheba.
Baca Juga: Penting untuk Pria, Manfaat Jahe Merah Bikin Bergairah hingga Dongkrak Kesuburan!
Penelitian tentang hubungan vaksin Covid-19 pada kesuburan wanita ini telah diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction.
“Vaksin itu jelas tidak mengganggu aktivitas ovarium. Penelitian ini pertama kalinya memberikan kita ukuran dan bukti yang sangat objektif mengenai kurangnya efek negatif vaksin pada fungsi kesuburan ovarium,” kata Wakil Direktur Divisi Wanita dan Kebidanan, Direktur Departemen Maternitas dan spesialis kesuburan di Sheba Medical Center, Prof. Jaron Rabinovici seperti dikutip dari The Jerusalem Post melalui Kompas.com, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga: Jahe Merah Bisa Tingkatkan Gairah hingga Dongkrak Kesuburan Pria Loh, Coba Saja!
Studi melibatkan 200 wanita berusia 18-42 tahun dan diuji tingkat hormon anti-Mullerian (AMH).
Hormon ini dianggap sebagai ukuran yang dapat diandalkan untuk mengevaluasi kesehatan ovarium wanita dan kesuburan secara keseluruhan.
Para wanita dalam studi kesuburan dan vaksin tersebut diuji sebelum menerima suntikan vaksin Covid-19 Pfizer dosis pertama, dan kembali diuji tiga bulan setelah menerima dosis kedua.
Selain itu, responden juga diminta mengisi kuisioner mengenai siklus menstruasi dan kemungkinan efek sampingnya.
Sekitar 129 wanita menyelesaikan studi terkait pengaruh vaksin Covid-19 pada kesuburan wanita tersebut, dengan beberapa menjadi hamil atau terinfeksi virus.
Tingkat AMH di semua wanita yang merupakan bagian dari kelompok akhir tetap tidak berubah.
“Salah satu kekhawatiran yang muncul sejak pengenalan vaksin virus corona mRNA, yang mengganggu wanita usia subur di seluruh dunia, adalah vaksin dapat merusak fungsi ovarium dan menyebabkan infertilitas di masa depan,” ujar Rabinovici.
“Studi inovatif ini menunjukkan vaksin tidak mempengaruhi tingkat kesuburan wanita,” lanjut dia.