Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Sunah

- Kamis, 3 Februari 2022 | 14:38 WIB
Ilustrasi buka puasa qada Ramadan
Ilustrasi buka puasa qada Ramadan

Melakukan puasa qada bertujuan agar memenuhi utang puasa wajib yang ditinggalkan pada bulan Ramadan karena berhalangan. Puasa qada wajib ditunaikan sesegera mungkin jika tidak memiliki kendala apa pun lagi. 

Dalam surat Al Baqarah ayat 184, "(Yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Sementara dalam surat Al Baqarah ayat 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dari firman Allah Swt. itulah, umat muslim harus mengerjakan puasa qada Ramadan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan pada bulan Ramadan. Sebab. puasa Ramadan hukumnya wajib dan merupakan rukun Islam. Puasa qada Ramadan juga harus dilakukan dengan berniat terlebih dulu sebelum berpuasa dalam hati. 

 

Islam memang tidak mewajibkan berpuasa pada bulan Ramadan bagi wanita yang sedang haid atau nifas, orang yang sakit, dan bahkan orang yang sedang bepergian sangat jauh. Namun, orang-orang itu wajib menggantinya dengan puasa qada Ramadan sebanyak hari yang ditinggalkan pada bulan selain Ramadan.

Ketentuan puasa qada Ramadan juga memiliki beberapa keringanan, terlebih siapa saja yang boleh meninggalkan puasa dan cara menggantinya. Dalam hadis Rasulullah Saw., dari Aisyah ra. berkata: "Kami pernah kedatangan hal itu (haid), maka kami diperintahkan mengqada puasa dan tidak diperintahkan mengqada salat." (HR. Muslim)

Ketentuan Puasa Qada

Berikut ini ketentuan puasa qada Ramadan:

1. Menyegerakan puasa qada Ramadan 

Menurut ulama mahzab syafii dan Imam Nawawi, apabila seseorang meninggalkan puasa tanpa sebab yang jelas, maka dia wajib sesegera mungkin melakukan puasa qada.

Sementara, apabila seseorang meninggalkan puasa dengan alasan-alasan syar’i, atau sesuai dengan halangan yang memperbolehkannya untuk meninggalkan puasa menurut ketentuan Islam, dan jika orang itu belum dapat melakukan puasa qada sebelum Ramadan berikutnya karena halangannya belumlah hilang, orang itu pun tidak wajib membayar fidyah dan melaksanakan puasa qada setelah Ramadhan berikutnya.

2. Puasa qada Ramadan berturut-turut 

Puasa qada memang tidak boleh dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti bulan Ramadan, hari raya Idul Fitri, Idul Adha, serta hari-hari tasyrik. Namun, hukumnya sunah jika melakukan puasa qada Ramadan secara berturut-turut.

Halaman:

Editor: Hisni Munafarifana

Tags

Terkini

Resep Semur Ayam yang Lezat dan Gurih

Jumat, 9 Juni 2023 | 20:25 WIB
X