Niat Puasa Qada Ramadan dalam Arab, Latin dan Pelaksanaannya

- Jumat, 4 Februari 2022 | 10:46 WIB
Ilustrasi buka puasa qada Ramadan
Ilustrasi buka puasa qada Ramadan

Layaknya utang, bagi umat muslim harus membayarkan puasa Ramadan kepada Allah Swt. dengan menunaikan puasa qada Ramadan sebelum bulan Ramadan berikutnya. Puasa qada dikerjakan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan akibat berbagai halangan, termasuk wanita haid atau nifas.

Puasa Ramadan pun hukumnya wajib dilakukan, tapi jika seseorang mendapatkan halangan orang itu diperbolehkan untuk meninggalkan puasa dan wajib menggantinya dengan puasa qada Ramadan sebanyak hari yang ditinggalkan pada bulan selain Ramadan, baik bagi wanita yang sedang haid atau nifas, orang yang sakit, dan orang yang bepergian jauh.

Adapun puasa qada Ramadan dianggap tidak sah bila seseorang itu tidak berniat sebelum berpuasa atau tidak mengucapkan niat puasa di dalam hatinya. Sementara, puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang memang diwajibkan bagi umat muslim.

Allah Swt. pun berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 184, "(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Dalam surat Al Baqarah ayat 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dalam hadis Rasulullah Saw., dari Aisyah ra. berkata: "Kami pernah kedatangan hal itu (haid), maka kami diperintahkan mengqada puasa dan tidak diperintahkan mengqada salat." (HR. Muslim)

Ketentuan Puasa Qada

Berikut ini ketentuan puasa qada Ramadan:

1. Menyegerakan puasa qada Ramadan 

Menurut ulama mahzab syafii dan Imam Nawawi, apabila seseorang meninggalkan puasa tanpa sebab yang jelas, maka dia wajib sesegera mungkin melakukan puasa qada.

Sementara, apabila seseorang meninggalkan puasa dengan alasan-alasan syar’i, atau sesuai dengan halangan yang memperbolehkannya untuk meninggalkan puasa menurut ketentuan Islam, dan jika orang itu belum dapat melakukan puasa qada sebelum Ramadan berikutnya karena halangannya belumlah hilang, orang itu pun tidak wajib membayar fidyah dan melaksanakan puasa qada setelah Ramadhan berikutnya.

2. Puasa qada Ramadan berturut-turut 

Puasa qada memang tidak boleh dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti bulan Ramadan, hari raya Idul Fitri, Idul Adha, serta hari-hari tasyrik. Namun, hukumnya sunah jika melakukan puasa qada Ramadan secara berturut-turut.

3. Mengucapkan niat puasa qada Ramadan di dalam hati

Halaman:

Editor: Hisni Munafarifana

Tags

Terkini

Resep Semur Ayam yang Lezat dan Gurih

Jumat, 9 Juni 2023 | 20:25 WIB
X