Ketika harga bahan bakar minyak (BBM) menanjak tajam, produk aftermarket berupa octane booster atau penguat oktana hadir sebagai andalan. Diklaim, produk octane booster dapat menjadikan performa mesin kendaraan tetap maksimal meski dengan bensin oktana rendah.
Namun, apakah penggunaannya aman? Reza Rezdie dari Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM) menyatakan bahwa dari pabrikan tidak direkomendasikan adanya penambahan produk semacam octane booster atau penguat oktana. Sebab, belum diketahui secara jelas dampak terhadap mesinnya.
“Kami dari APM (agen pemegang merek) tentu tidak merekomendasikan penggunaan octane booster. Sebab, kita tidak mengetahui kandungan aditif yang terdapat dalam octane booster tersebut,” ucap Reza dalam acara bedah teknologi Vario 160 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (7/4/2022).
Tentu saja, penggunaan octane booster dijanjikan dapat menghasilkan dampak performa kendaraan yang lebih baik. Namun, efek samping lainnya yang dapat muncul pun belum diketahui secara pasti.
“Mungkin selain performa lebih meningkat, ada efek samping lainnya yang akan berpengaruh pada mesin, seperti menambah kerak dan sebagainya. Tentu kita belum bisa menjawabnya terkait penggunaan octane booster. Karena kita tidak memiliki data dan hasil uji terkait octane booster tersebut,” lanjut Reza.
Bahkan menurut Reza, motor-motor Honda seperti Honda Vario 160 tergolong aman jika menggunakan BBM dengan oktana yang lebih rendah. Honda Vario 160 terbaru pun dapat menggunakan BBM jenis Premium dengan RON 88.
“Saat ini, bahan bakar yang paling banyak ada di Indonesia adalah Pertalite dan Pertamax. Kondisi bahan bakar saat ini pun dirasa sudah cukup jika digunakan pada motor Vario 160,” imbuh Reza.
Reza juga menjelaskan, sistem injeksi atau PGM-FI milik Honda diklaim sudah canggih. Sistem tersebut pun dilengkapi dengan sensor O2.
“Setiap penggunaan jenis bahan bakar berbeda, dalam hal ini oktana, nanti si O2 sensor itu bisa mendeteksi dari kandungan sisa pembakaran, terutama di bagian kandungan oksigennya. Itu pun akan memberikan feedback ke ECM (Engine Control Module) untuk menyesuaikan lagi agar output mesin tetap optimal walaupun menggunakan oktana rendah sampai oktana tinggi,” jelas Reza.