HARIANHALUAN.COM – Kehadiran Silicon Valley Indonesia diharapkan mampu untuk menumbuhkan kawasan ekonomi, terutama di koridor Jakarta – Bandung.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, sinergi bersama dalam menumbuhkan wilayah strategis akan memicu pertumbuhan ekonomi di segala sektor dengan cara yang inovatif dan hasil yang berkelas dunia.
"Semoga ini mampu menjadi kemandirian ekonomi bagi kita semua," harap Kang Emil, demikian dia akrab disapa, dalam keterangan resminya, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Komnas PA Desak Produsen Obat Sirup Dijerat Pidana
Menurut Ridwan Kamil, Silicon Valley Indonesia bisa menerapkan konsep 'Life Work and Play' dengan memadukan perkantoran, perumahan, dan tempat rekreasi. Sehingga orang tak perlu pulang - pergi Jakarta - Bandung untuk menjalankan hidupnya.
Dengan konsep ini diharapkan akan memberikan kehidupan menyenangkan dan membahagiakan bagi penghuni kawasan.
"Kuncinya harus kompak. Kemudian kalau kompak nanti kan jelas kebutuhannya apa, aspirasinya apa, terus menjadi sebuah ekonomi baru sehingga orang betah tinggal di koridor ini," ujar Ridwan Kamil.
Baca Juga: Telpon Kapolri, Menko PMK Minta Usut Tuntas Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut
Silicon Valley Indonesia yang baru diluncurkan akan memiliki tiga pilar yaitu Society 5.0, Industry 4.0, dan TOD (Transit Oriented Development).
Silicon Valley Indonesia digagas PT Jababeka Tbk guna mengembangkan pusat industri di Indonesia. Start up dan industri diharapkan lahir dari lulusan President University maupun universitas ternama lainnya melalui program Hackathon yang merupakan kerja sama Jababeka dengan PT Bisa Artifisial Indonesia.
“Koridor Jakarta-Bandung merupakan lokasi yang sesuai untuk menjadi next Silicon Valley di Indonesia,“ ujar Suteja Sidarta Darmono, Director PT Jababeka Tbk.
Koridor Jakarta-Bandung, lanjut dia, memiliki banyak kemiripan dengan Silicon Valley dan Palo Alto yang berlokasi di California, Amerika Serikat, dan terletak di antara dua kota besar, yaitu San Jose dan San Francisco.
Namun, tambah Sutedja, proses pembangunan Silicon Valley Indonesia tidak akan secepat layaknya membalikkan telapak tangan sehingga membutuhkan waktu yang sangat panjang. (*)