Asbon Madjid Pimpinan Orkes Gumarang, Pelopor Modernisasi Lagu Minang Hingga Digemari se-Nusantara

- Minggu, 22 Januari 2023 | 19:17 WIB
Asbon Madjid Pimpinan Orkes Gumarang, Pelopor Modernisasi Lagu Minang Hingga Digemari se-Nusantara (Wikipedia )
Asbon Madjid Pimpinan Orkes Gumarang, Pelopor Modernisasi Lagu Minang Hingga Digemari se-Nusantara (Wikipedia )

HARIANHALUAN.COM - Asbon Madjid merupakan salah seorang pimpinan Orkes Gumarang yang dikenal dengan perannya memperkenalkan lagu modern yang berakar dari tembang minang.

Asbon Madjid sendiri merupakan penerus dari Alidar, pimpinan pertama serta orang yang telah mendirikan Orkes Gumarang pada tahun 1954.

Karir Asbon Madjid bersama Orkes Gumarang dimulai pada tahun 1955, ketika dia sudah mengemban amanah menjadi tampuk pimpinan orkes legendaris dari Minangkabau tersebut.

Baca Juga: Sosok Mohammad Yamin Perumus Sumpah Pemuda asal Sawahlunto Sumbar

Asbon yang lahir di Sibolga pada 8 Mei 1926 itu, menjalani masa pendidikannya di HIS Taman Sari di Kota Padang.

Sejak berumur 14 tahun, Asbon sudah menekuni dunia musik dari berbagai genre seperti gambus, keroncong, gamaik dan hawaiian.

Saat mendalami musik hawaiian, Asbon bergabung dengan kelompok musik bernama The Smiling Hawaiian Players pimpinan Zainul Bahar.

Baca Juga: Menilik Perjalanan Karir Melati, Pelantun Lagu Minang Kutang Barendo yang Meninggal Hari Ini!

Dari grup ini terlahir anak muda berbakat yang dikenal sebagai pelopor prosa modern dalam kesusastraan Indonesia, yakni Abdullah Idrus.

Kemudian pada masa pendudukan Jepang, Asbon Madjid bergabung dengan grup Sandiwara Ratu Asia  yang dikenal sebagai grup yang menggelorakan semangat anti sekutu dan semangat kebangsaan.

Grup Sandiwara Ratu Asia yang diikuti Asbon Madjid ini selalu memainkan cerita perjuangan bangsa yang dimana ilustrasi musiknya dipimpin Zubir Said (pencipta lagu kebangsaan Singapura).

Disaat zaman revolusi kemerdekaan Asbon Madjid menjadi tentara yang ikut berperang melawan tentara sekutu. Tercatat setelah pasukan Republik terbentuk, dia menjadi anggota Divisi Banteng dengan pangkat sersan mayor.

Pada saat Agresi Militer II di Kota Bukittinggi, Asbon menjadi salah seorang yang ditangkap tentara sekutu. Namun akhirnya dia dilepaskan karena tentara sekutu menganggap dia bukan tentara.

Namun pada akhir tahun 1954, dia menyatakan diri mundur sebagai tentara dan memilih untuk merantau ke Jakarta, dari sinilah dia kemudian mengetahui dan mengikuti Orkes Gumarang.

Halaman:

Editor: Jefli Bridge

Sumber: Buku Profil 200 Tokoh, Aktivis dan Pemuka Masyarakat Minang

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X