HARIANHALUAN.COM - Masyarakat Bali mengenal weton sebagai hari kelahiran seorang anak. Hari kelahiran ini didasarkan pada perhitungan Wariga. Salah satu kegunaannya untuk mengetahui nasib sang anak yang dilahirkan.
Wariga disebut juga dengan “jyotisha” atau "jyotisa" adalah ilmu tentang perbintangan (jyotir atau cahaya) yang dikelompokan dalam wedangga sebagai bagian pelengkap dari Weda.
Wariga memuat pokok-pokok ajaran astronomi sebagai pedoman dalam melakukan upacara yadnya dengan maksud mencapai tujuan yang diharapkan.
Baca Juga: Asyik, Peserta Kartu Prakerja 2023 Dapat Uang dengan Besaran Segini, Yuk Cek Syarat Daftarnya
Weton adalah penetapan hari kelahiran berdasarkan Wariga. Pada hari penetapan biasa dilakukan upacara otonan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali.
Akibat kesalah-pahaman dalam menentukan pergantian hari menurut Wariga ini banyak yang salah weton (salah hari otonan). Menurut kepercayaan tersebut, hal ini akan berpengaruh pada “watak sang anak”.
Jro Mangku Suar, Pemangku Pura Tirtha Lan Segara Dang Kahyangan Rambut Siwi, dalam laman Facebooknya mengungkapkan banyak umat Hindu di Bali yang belum paham tentang pergantian hari menurut perhitungan Wariga.
Baca Juga: Perjalanan Sukses Bisnis Christine Hakim, Berawal dari Kripik Balado sampai Merambah ke Cofee Shop
Ia menjelaskan, pergantian hari menurut Wariga adalah pada pagi hari (saat matahari terbit). Agar mudah dipahami maka ditetapkan setiap pukul 06.00 pagi.
“Demikian juga pada penetapan kelahiran anak. Kalau ada anak yang lahir lewat tengah malam, misalnya pukul 03.00 sampai mendekati pukul 06.00 dini hari, anak itu weton-nya mengikuti hari kemarin, bukan mengikuti hari yang akan datang sebagaimana perhitungan Kalender Masehi dan inilah yang sering tidak diketahui,” tulis Mangku Suar.
Baca Juga: 5 Drama Korea Terpopuler Go Yoon Jung yang Wajib Ditonton, Law School Bikin Deg-degan
Kesalahan tersebut, menurutnya banyak terjadi di kalangan masyarakat hindu Bali.
Namun, jika terlanjur terjadi, orang tua yang salah menetapkan weton sang anak wajib membuat upacara “Pengelutukan Wayang” dengan runtutan perubahan Wayang Sapu Leger.
“Upacaranya juga tidak jelimet, hanya menambah beberapa sesajen,” tulis dirinya.***
Artikel Terkait
Sosok Mayjen Achmad Daniel Chardin Asli Solsel Sumbar Lahir di Makassar Jabat Pangdam I Bukit Barisan
Lahir di Tahun Kelinci? Simak 15 Profesi Pekerjaan yang Paling Cocok Untukmu!
Bukan Kafir, Ganjar Pranowo: Boleh Kok Hitung Peruntungan Shio, yang Lahir 1968 Lihat Sini
Jodoh Memang, Puan Maharani Lahir Tahun Kerbau Harus Lebih Rajin Kata Peruntungan Shio
Begini Sejarah Weton: Bisa Meramal Nasib, Jodoh, Hingga Menentukan Kesuksesan Panen
Begini Asal-Usul Nama Hari dalam Weton, Ada Pengaruh Islam dan Mitos Jawa
Cari Jodoh? Ikuti Panduan Jodoh dengan Menghitung Nilai Weton Berikut Ini!
Catat! Begini Makna Perhitungan Weton Kecocokan Pasangan yang akan Menikah