Disebut Terlibat di Perusahaan Tambang Bermasalah, Begini Klarifikasi Roy Marten

HARIANHALUAN.COM - Nama aktor senior Roy Marten baru-baru menjadi perbincangan karena ikut terseret dalam kasus dugaan pembelian saham pada tambang ilegal.

Roy disebut memiliki saham dari perusahaan tambang di Jambi, PT Bumi Borneo Inti (BBI).

Terkait hal itu, Roy Marten pun segera memberikan klarifikasi sekaligus bantahan atas segala tudingan yang dialamatkan kepadanya.

Baca Juga: Susi Air Dibakar di Papua, Kapolri Kerahkan Tim Gabungan Ops Damai Cartenz Buru Kelompok Kriminal Bersenjata

Pada Selasa, 7 Februari 2023 di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Roy Marten menggelar konferensi pers bersama Dwi Yan, aktor senior sekaligus sahabatnya yang juga turut sebagai calon pembeli saham, dan Herman Trisna, pemilik perusahaan serta pengacaranya.

Ayah Gading Marten itu menjelaskan bahwa ia bersama Dwi Yan hanya sebagai calon pembeli saham dari perusahaan yang kebetulan milik sahabatnya, Herman Trisna.

"Kami sudah puluhan tahun bersahabat dan puluhan tahun nggak ketemu," kata Roy Marten dalam konferensi pers yang digelarnya.

Baca Juga: Sedih, Wisudawan Ini Duduk Menyendiri Karena Tak Didampingi Orang Tua Viral di Medsos

"Jadi ketika ketemu 2021 ada beberapa urusan kerjasama karena saya tahu beliau punya tambang di Jambi. Kami tanyakan, 'Boleh nggak saya dengan Dwi Yan beli sebagian saham?' Jadilah kesepakatan kami," ujarnya melanjutkan.

Setelah mencoba mencari tahu mengenai detail dari perusahaan tersebut, Roy Marten terkejut karena perusahaan sudah berganti kepemilikan kepada seseorang berinisial DC.

Padahal Herman Trisna selaku pemilik sebelumnya mengaku belum pernah menjual perusahaannya kepada seseorang yang berinisial DC.

Baca Juga: Wadidaw! Oknum Kepsek Madrasah Genjot Siswi Cantik di Ruang Kerja, Beraksi Jelang Magrib

"Ternyata yang mengagetkan BBI sudah bukan punya Pak Herman. BBI dikuasai oleh yang namanya Daniel Chandra (DC)," tutur Roy.

Diketahui DC merupakan mantan karyawan Herman Trisna yang sudah mengundurkan diri sejak 2012 dengan alasan menjadi bupati.

Namun pada 2021, ternyata DC diduga telah melakukan pemalsuan akta otentik perusahaan PT BBI serta oknum notaris berinisial TK.