JAKARTA, HARIANHALUAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, penyakit yang disebabkan varian Omicron tidak boleh disebut ringan. Menurutnya, varian ini tetap menyebabkan rawat inap dan kematian di seluruh dunia.
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, jumlah orang terinfeksi varian ini terus mencetak rekor. Bahkan, membalap rekor-rekor yang sebelumnya disebabkan oleh varian Delta.
Ini berarti, ucap Tedros, rumah sakit mengalami tekanan dan kewalahan.
Baca Juga: WHO Sebut Banyak Bukti Gejala Omicron Lebih Ringan dari Varian Delta
“Meskipun Omicron tampak tidak separah Delta, terutama bagi mereka yang sudah divaksinasi, bukan berarti varian ini bisa dikategorikan sebagai ‘ringan’,” tegas Tedros dalam konferensi pers, Jumat (7/1), dikutip dari AFP melalui Kumparan.com.
“Sama seperti varian-varian sebelumnya, Omicron menyebabkan pasien dirawat di rumah sakit dan membunuh orang-orang,” lanjutnya.
Baca Juga: WHO Khawatir Varian Delta dan Omicron Jadi Lonjakan Kematian
Pada pekan lalu, total 9,5 juta kasus COVID-19 dilaporkan di seluruh dunia, meningkat 71% dibandingkan pekan sebelumnya. Angka ini mencetak rekor penambahan tertinggi.
“Faktanya, tsunami kasus ini sangat besar dan cepat, dan ini membuat sistem kesehatan di seluruh dunia kewalahan,” ujar dia.
Bahkan menurut Tedros, angka 9,5 juta itu kemungkinan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi di dunia nyata.
Sebab, ada keterlambatan pencatatan kasus selama liburan Natal dan Tahun Baru, tes COVID-19 mandiri yang tidak dilaporkan, dan sistem pengawasan yang juga kewalahan.