JAKARTA, HARIANHALUAN.COM - Nyawa manusia dari tiga kelompok ini dikatakan dapat terancam akibat virus corona varian omicron. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka adalah kelompok tidak divaksinasi, lanjut usia dan orang-orang yang memiliki penyakit bawaan.
Hal ini dikatakan pejabat WHO, Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr. Mike Ryan dan Pemimpin Teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove. Ketiga kelompok itu bisa menghadapi risiko tinggi, sakit parah dan mungkin meninggal.
Baca Juga: Kabar Buruk! WHO Sebut Omicron Sudah Kuasai 208.870 Pasien Covid-19
"Omicron masih merupakan ancaman besar bagi kehidupan mereka dan ancaman besar bagi kesehatan mereka," kata Ryan, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (14/1/2022).
"Orang-orang harus benar-benar melihat ini dengan serius, dan mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi," ujarnya lagi seraya menegaskan mereka yang divaksinasi umumnya mengalami penyakit ringan jika terinfeksi.
Baca Juga: Tekan Penularan Omicron, Masyarakat Diminta Bijak Bermobilitas
Sementara itu, Van Kerkhove mengatakan orang tua dan orang-orang dengan kondisi atau penyakit bawaan juga menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi dari Omicron dibandingkan dengan kelompok lain. Risiko kematian, kata dia, bertambah seiring usia.
"Kami tahu bahwa kematian meningkat dengan Omicron seiring bertambahnya usia," tegas Van Kerkhove.
"Kami juga memiliki data dari beberapa negara yang menunjukkan bahwa orang dengan memiliki satu kondisi yang mendasari memiliki peningkatan risiko rawat inap dan kematian. Bahkan jika Anda terpapar Omicron dibandingkan dengan Delta," jelasnya.
Ia mengakui ada proporsi risiko yang lebih rendah dari gelombang Omicron dibanding Delta. Namun, dia mengingatkan bahwa tingkat keparahan yang lebih rendah tidak berarti Omicron hanya menyebabkan penyakit ringan.
"Ini bukan hanya penyakit ringan," kata Van Kerkhove. "Ini sangat penting karena orang masih dirawat di rumah sakit karena Omicron."
Omicron kini menyalip Delta di seluruh dunia dan menjadi dominan. WHO melaporkan 15 juta infeksi baru dan 43.000 kematian di seluruh dunia untuk pekan yang berakhir 3 Januari lalu.
Mengutip Worldometers pukul 06.00 WIB, dunia mencatat total 320.462.070 kasus infeksi dengan 5.538.043 kematian. Namun perlu diingat sebanyak 263.934.197 orang berhasil sembuh. (*)