Apa yang terjadi di Jakarta bisa jadi gambaran di wilayah lain. Dalam survei nasional yang digelar Kemendagri dan Kemenkes, diungkapkan Pandu, hasilnya sebagian besar masyarakat sudah memiliki kekebalan meskipun capaian vaksinasi di wilayahnya masih rendah.
"Secara nasional itu hampir 90 persen ya 86,6 itu sudah punya kekebalan dan hampir separuhnya itu kekebalannya distimulasi alamiah dan vaksinasi. Sehingga menimbulkan respons sangat baik dari orang-orang yang dapat dua simulasi itu kadar antibodinya sangat tinggi," kata Pandu.
Angka anak yang terinfensi corona juga cukup tinggi. Karena itu, peerintah mantap melanjutkan PTM 100% karena dinilai sudah punya kekebalan alami, ditambah dengan program vaksinasi yang sedang berjalan.
"Pada usia anak hampir 3/4 itu sudah punya kekebalan. Itulah alasan kita dukung PTM 100 persen karena anak sudah kebal tinggal ditambah kekebalannya dengan vaksinasi maka akan lebih aman dan terkendali," tutur dia.
Menurut Pandu kondisi itu juga yang membuat kasus di Indonesia melandai beberapa waktu lalu. Bahkan tidak ada lonjakan meski tingkat mobilitas warga tinggi saat Nataru.
"Itu yang mungkin menyebabkan membantu kenapa sejak Agustus sampai Januari pandemi di Indonesia tidak ada lonjakan. Itu sebabnya kenapa meski ada mobilitas Nataru tidak ada lonjakan. Karena sudah kebal," kata Pandu. (*)
Artikel Terkait
'Flurona', Kombinasi Flu dan Virus Corona Terlacak di Israel
3 Fakta IHU, Virus Corona Varian Baru dari Perancis
Geger! Ilmuwan Temukan Varian Baru Corona Deltacron, Kombinasi Delta dan Omicron
5 Cara Membersihkan HP Agar Terhindar dari Virus Corona
Benarkah? Pria Ini Mengaku Ukuran Alat Vitalnya Mengecil Gara-gara Virus Corona