HARIANHALUAN.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi, puncak gelombang kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Baca Juga: Sedap Rasanya, Pertumbuhan Kosumsi Kopi Indonesia Terbesar di Dunia
Hal ini berkaca dari mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat dan singkat, berkisar antara 35 hingga 65 hari.
Kemenkes juga memprediksi gelombang varian Omicron akan terjadi pertama kali di wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek (Jabodetabek).
“Mengingat dari hasil identifikasi Kemenkes, mayoritas transmisi lokal varian Omicron terjadi di DKI Jakarta, dan diperkirakan dalam waktu dekat juga akan meluas ke wilayah Bodetabek. Mengingat secara geografis daerah-daerah tersebut berdekatan dan mobilitas masyarakatnya sangat tinggi,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Widyawati seperti dilansir okekzone.com mengutip laman resmi Kemenkes, Senin (17/1/2022).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa 90% transmisi lokal Omicron terjadi di DKI Jakarta.
“Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta, jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” katanya.
Merespons hal ini, Menkes pun mendorong agar daerah meningkatkan kegiatan surveilans sehingga penemuan kasus bisa dilakukan sedini mungkin untuk kemudian diisolasi supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat. Pada pelaksanaannya, Kemenkes akan dibantu oleh TNI dan Polri.
Baca Juga: Tersangka Pencabulan Mahasiswi, Kejati Riau Tahan Syafri Harto
Sumber: okezone.com