SERDANG, HARIANHALUAN.COM - Bocah SD di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, bernama Ronald Sitinjak (10), meninggal usai mengikuti vaksinasi corona. Sebelum meninggal, dia sempat dirawat di rumah sakit, lalu mengalami kejang-kejang.
Ibu Ronald, Sarma, mengatakan anakya sakit satu hari pasca mengikuti vaksinasi di sekolah di kawasan Kecamatan Tanjung Morawa. Ronald saat itu mengeluh sakit di bagian perut.
Baca Juga: Bolehkah Vaksin Covid-19 saat Haid? Begini Penjelasannya
“Kamis (20/6) baru ketahuan, sakitnya kejang-kejang, perutnya keras, kakinya juga,” ujar Sarma dikutip dari Kumparan.com, Kamis (27/1/2022).
Setelah itu, Sarma yang posisinya sedang bekerja di Medan, menyuruh keluarganya membawa Ronald ke rumah sakit. Lalu Ronald dirawat hingga Senin (24/1).
Baca Juga: Capaian Vaksin di Tanah Datar Mencapai 68 Persen
“Awalnya ke klinik terdekat, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medica, cuma di sana di tolak, alasannya tidak ada alat, sama dokter anaknya. Lalu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sejati Medan,” tutur Sarma.
Kata Sarma, anaknya meninggal Rabu (26/1) dini hari. Dia tidak mengetahui penyebab kematiannya. Karena selama ini putranya tidak memiliki penyakit bawaan.
“Tidak ada sama sekali [penyakit bawaan], selama ini, anak saya sehat. Pagi-pagi sudah disuruh neneknya belanja, jadi dia sama sekali tidak punya penyakit,” ujarnya.
Sarma mengaku pasrah dengan kematian anaknya ini, dia tidak bisa berbuat banyak.
“Semenjak dalam kandungan umur 10 tahun kita usahakan membesarkan anak kita. Tapi Tuhan kan, lebih sayang sama anak saya, kita pasrah saja, semoga anakku di terima Tuhan,” ujarnya.
Kadis Kesehatan Membantah
Terpisah Kadis Kesehatan Deli Serdang, Ade Budi Krista, membantah dugaan Ronald meninggal lantaran vaksin corona. Dia menyebut dari data sementara bocah malang itu meninggal karena tetanus.
Namun, dia tidak menjelaskan di bagian organ tubuh mana yang tetanus.
“Ini sudah pasti tidak ada kaitan (dengan vaksin). Karena tetanus tidak ada hubungan dengan vaksin," ujar Ade.
“Masa inkubasi tetanus 10 sampai dengan 14 hari. Artinya sebelum divaksin anak tersebut sudah terpapar tetanus. Timbul gejala kebetulan sesudah divaksin,” tambahnya.
Artikel Terkait
Pemberian Vaksin Covid-19 Tanpa Disuntik Sedang Diuji Coba
Indonesia Kembali Terima Donasi Vaksin dari Covax
Jelang MotoGP, Mobil Vaksin Keliling Kemenparekraf dan RedDoorz Berhasil Vaksinasi Lebih dari 700 Orang
Capaian Vaksin di Tanah Datar Mencapai 68 Persen
Bolehkah Vaksin Covid-19 saat Haid? Begini Penjelasannya