Jurnalis Beberkan Dugaan Keterlibatan AS dalam Sabotase Pipa Nord Stream Rusia

- Selasa, 7 Maret 2023 | 09:35 WIB
Pipa Nord Stream 2 milik Rusia yang bocor di Laut Baltik (Rusi.org)
Pipa Nord Stream 2 milik Rusia yang bocor di Laut Baltik (Rusi.org)

HARIANHALUAN.COM - Wartawan investigasi pemenang Hadiah Pulitzer, Seymour Hersh mengatakan kepada China Global Television Network (CGTN) bahwa dirinya telah mengungkap keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam upaya sabotase jalur pipa Nord Stream, Rusia.

Hersh menambahkan dalam keterangannya bahwa investigasi itu dapat mengungkapkan ketakutan AS yang mendalam dan ketergantungan energi Eropa pada Rusia.

Dirinya juga menuduh keterlibatan militer AS dalam sabotase pipa Nord Stream Rusia September lalu.

Baca Juga: Superhero Tokusatsu Lokal Bardion Ramaikan The Jakarta 18th Toys and Comics Fair 2023

Dalam sebuah artikel yang dirilis di portal AS, Hersh mengungkap bahwa pada Juni 2022 lalu, angkatan laut AS yang dibantu oleh Norwegia dioperasikan di bawah kedok latihan NATO menanam bahan peledak yang dipicu dari jarak jauh.

Mereka kemudian meledakkan tiga dari empat pipa Nord Stream Rusia selang tiga bulan kemudian.

Selain karena faktor konflik Rusia dengan Ukraina, Hersh juga mengatakan adanya motif historis bagi AS untuk melakukan sabotasi pada jalur pipa.

Baca Juga: Hikmah Pelaksanaan Tradisi Ziarah Kubur Setiap Jelang Bulan Ramadhan, Pahalanya Setara Haji

Berdasarkan keterangan Hersh yang dilansir oleh Harianhaluan.com, dunia Barat selalu takut Rusia akan menggunakan gas alam sebagai senjata, baik militer maupun politik, selama Jerman bergantung gas tersebut.

Hersh juga mengatakan bahwa temannya yang merupakan seorang ahli dalam bisnis perminyakan Eropa memuji artikel yang ia tulis untuk portal berita Substack.

"Ketakutan AS terhadap minyak gas Rusia berakar pada banyaknya produk tersebut yang dijual oleh Rusia ke Jerman dan Eropa Barat," tuturnya.

Baca Juga: Di Episode 6 Taxi Driver 2, Kim Do Gi Bakal Berurusan dengan Penculik dan Perdagangan Anak

Hersh mencatat bahwa pernyataan yang dibuat oleh Presiden AS, Joe Biden dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz di Gedung Putih pada 7 Februari 2023 akan menghancurkan pipa Nord Stream jika situasi konflik Rusia dengan Ukraina meningkat.

Ia juga percaya bahwa setelah menjatuhkan sanksi ekonomi terhada Rusia, AS akan berkonspirasi untuk mengambil tindakan yang tidak dapat diubah.

Selain itu, Hersh mempertanyakan keengganan AS untuk mengejar cerita dan diamnya pejabat AS mengenai masalah tersebut.

Halaman:

Editor: Dwi Reka Barokah

Sumber: YouTube Kompas.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X