Tata Cara Pelaksanaan Ziarah Kubur Makam Waliyullah, Jadi Tradisi Jelang Bulan Ramadhan

- Selasa, 7 Maret 2023 | 16:20 WIB
Hikmah Pelaksanaan Tradisi Ziarah Kubur Setiap Jelang Bulan Ramadhan, Pahalanya Setara Haji (Merdeka)
Hikmah Pelaksanaan Tradisi Ziarah Kubur Setiap Jelang Bulan Ramadhan, Pahalanya Setara Haji (Merdeka)

HARIANHALUAN.COM - Indonesia memiliki tradisi religi yang masih terjaga hingga kini yang biasanya dilaksanakan menjelang bulan puasa Ramadhan.


Tradisi tersebut adalah ziarah kubur baik itu ke makam orang tua, keluarga terdekat hingga ke makam Waliyullah.


Khusus untuk ziarah ke makam Waliyullah, ada beberapa hal yang harus jadi perhatian. Pelaksanaannya pun memiliki tata caranya sendiri.

Baca Juga: Sri Mulyani Tanggapi Jajaran Kemenkeu Rangkap Jabatan Komisaris BUMN: Saya 30 Jabatan


Dilansir Harianhaluan.com dari jabar.nu.or.id pada Selasa, 7 Maret 2023, berikut beberapa tata cara yang perlu diperhatikan ketika berziarah ke makam Waliyullah:


1. Saat berangkat ziarah
Ketika hendak berangkat ziarah, dianjurkan untuk bersedekah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan guna memberi keamanan dan keselamatan selama perjalanan.


Lantas membaca surat Al-Fatihah dan berdoa untuk diberi keselamatan, kelancaran, dan keamanan dalam perjalanan.


Setelah itu dianjurkan membaca surat al-Quraisy 3 kali dan membaca ayat berikut sebanyak 3 kali, yaitu :
اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَٓادُّكَ اِلَى مَعَادٍ (×٣)

Artinya: "Sesungguhnya Dzat yang memfardhukan al-Qur’an kepadamu, sungguh akan mengembalikanmu kepada tempat asalmu.”

Baca Juga: Rizal Ramli Membaca Ada Gerakan The Real People Power Melalui Media Sosial


2. Saat tiba di tempat ziarah Waliyullah
Ketika telah tiba di tempat ziarah Waliyullah atau sebelum berkunjung ke tempat makan Waliyullah berada dianjurkan terlebih dahulu untuk melaksanakan sholat tahiyyatul masjid.


Sholat sunnah ini dilakukan dengan 2 rakaat di masjid yang masih di area makam. Lantas setelah salam, membaca doa demikian:


اَللّٰهُمَّ اِلَيْكَ قَصَدْتُ وَ بِبَابِكَ وَقَفْتُ وَ بِجَانِبِكَ اِلْتَجَئْتُ وَ اِيَّاكَ سَئَلْتُ وَ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ تَوَسَّلْتُ وَ بِأَنْبِيَائِكَ وَ رُسُلِكَ وَ أَوْلِيَائِكَ تَشَفَّعْتُ فَاقْضِ اللّٰهُمَّ حَاجَتِيْ وَ نَفِّسْ كُرْبَتِيْ وَ مَا نَزَلَ بِيْ مِنْ حَيْرَتِيْ

Artinya: “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku bermaksud, dan hanya di pintu-Mu aku berdiri (mengharap), kepada diri-Mu sajalah aku bernaung, dan hanya kepada-Mu saja aku bermohon dan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabatnya aku bertawassul, kepada para nabi-Mu, rasul-rasul-Mu, dan para kekasih-Mu aku memohon syafa’at (pertolongan).

Halaman:

Editor: Dwi Reka Barokah

Sumber: jabar.nu.or.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X