HARIANHALUAN.COM - Iran dan Arab Saudi telah bersepakat untuk membuka kembali jalur diplomatik dan kedutaan untuk masing-masing negara dalam jangka waktu dua bulan.
Kesepakatan damai antara Iran dan Arab Saudi itu disetujui di Beijing, China pada hari Jumat, 10 Maret 2023.
Sekretaris Dewan Keamanan Tinggi Nasional Iran Ali Shamkhani, Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, dan Diplomat Senior China Wang Yi menghadiri kesepakatan damai tersebut.
Dilansir Harianhaluan.com dari Aljazeera, Iran dan Arab Saudi telah bersepakat untuk saling menghormati kedaulatan negara dan tidak mengintervensi urusan masing-masing negara.
Dalam pernyataan itu, Tehran dan Riyadh juga menyetujui untuk menegakkan kembali kesepakatan keamanan bersama dari keduanya yang ditandatangani sejak tahun 2001. Riyadh, Tehran dan Beijing juga menyatakan bahwa mereka sangat berkeinginan untuk meningkatkan upaya dalam menegakkan keamanan dan kedamaian regional dan internasional.
Baca Juga: Acara Wisuda UI Tertutup untuk Wartawan, Imbas Viralnya Atasya Yasmine dan Bunuh Diri?
Sebelumnya, Riyadh memutuskan hubungannya dengan Tehran pada tahun 2016 lantaran sejumlah demonstran menyerbu kedutaan Arab Saudi di Iran. Hal tersebut dikarenakan Arab Saudi telah mengeksekusi sejumlah pelajar penganut ajaran Syiah Islam beberapa hari sebelumnya.
Mayoritas Syiah di Iran dan mayoritas Sunni di Arab Saudi juga mendukung kedua belah pihak yang berlawanan di beberapa daerah konflik Timur Tengah, dimana Tehran mendukung pasukan pemberontak Houthi dan Riyadh memimpin koalisi militer pemerintah.
Namun saat ini, kedua belah pihak telah menyatakan ingin berdamai dan mempererat kembali hubungan keduanya.
Baca Juga: Kronologi Penangkapan Ammar Zoni, Ternyata Suruh Sopir Beli Sabu di Kampung Boncos
Laporan lebih lanjut menyatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir ini, sejumlah pejabat Iran dan Arab Saudi telah mengadakan diskusi diplomatik di Baghdad, Irak.
Pembicaraan di Irak tersebut dimulai sejak tahun 2021, namun sempat terhenti karena penyelengaraan pemilu setempat. Kesepakatan damai saat itu belum tercapai, bahkan setelah lima kali pertemuan.
Selain konflik Yaman, Iran dan Arab Saudi sempat mendukung kedua kubu yang berlawanan di Lebanon dan Suriah. Kesepakatan damai antara Iran dan Arab Saudi dinilai akan membawa perubahan yang signifikan dalam politik Timur Tengah.
Baca Juga: Boss Tim Ferrari Merasa Mobilnya Lebih Cepat Dibanding Aston Martin Meski Kalah di GP Bahrain!
CEO Center for Applied Research in Partnership with the Orient, Adnan Tabatabai mengatakan bahwa China juga memiliki kepentingannya sendiri dalam menjembatani perdamaian antara kedua negara di Timur Tengah itu.
Artikel Terkait
Hasil Wales vs Iran Piala Dunia 2022, Wow Dramatis Dua Gol di Injury Time
Pangkalan Militer Iran Dibombardir, Ajaibnya Nggak Ada Korban, Kok Bisa?
Jokowi Sebut Indonesia Miliki Seluruh Komponen untuk Mobil Listrik, Pengamat: China Kuasai 95% Nikel
Siap-siap! Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Calon Petugas PPIH Arab Saudi pada Bulan Ramadhan 2023
Aturan Baru, Pemerintah Arab Saudi Perluas Aplikasi Visa Turis Elektronik bagi Warga GCC
Kemenag dan Pemerintah Arab Saudi Sepakat Berlakukan Aplikasi Visa Bio untuk Percepat Pengecekan Visa Jemaah