Kabar Baik! Seorang Wanita di New York Berhasil Sembuh dari HIV

- Minggu, 19 Maret 2023 | 19:37 WIB
Kabar Baik! Seorang Wanita di New York Berhasil Sembuh dari HIV  (iflscience.com)
Kabar Baik! Seorang Wanita di New York Berhasil Sembuh dari HIV (iflscience.com)

HARIANHALUAN.COM - Seorang wanita di New York berhasil sembuh dari HIV selama lebih dari empat tahun setelah diobati dengan sel punca yang membawa gen pembawa kekebalan terhadap virus tersebut.

Pasien ini awalnya merupakan pasien ketiga yang berpotensi sembuh dari HIV (sejak saat itu ada pasien keempat dan kelima), yang kemudian disebut "pasien New York".

Hal yang menarik ketika pasien ini merupakan individu dengan latar belakang ras campuran yang pertama kali berhasil disembuhkan, menunjukkan bahwa pendekatan ini mungkin berhasil untuk orang-orang dari semua latar belakang ras.

Baca Juga: Hadiri Sarasehan dengan Asprov, Erick Thohir Ungkap Rencana Panjang PSSI di Tahun 2045

Empat pria kulit putih, termasuk pasien di Berlin, London, dan Düsseldorf, telah sembuh dari virus ini setelah menerima transplantasi sel punca dari donor dewasa yang genetiknya kompatibel dan membawa dua salinan mutasi CCR5-delta 32, yang mencegah HIV masuk ke sel.

Namun, menemukan donor yang cocok sangat sulit karena kurang dari satu persen orang kulit putih memiliki dua salinan gen ini, sementara tingkatnya bahkan lebih rendah pada populasi lain.

Untuk mengatasi hambatan ini, dokter menyuntikkan pasien New York dengan sel punca dari darah tali pusar bayi yang tidak terkait.

Baca Juga: Gaya Hidup Hedonisme Menurut Ustaz Riza Basalamah: Kehidupan Ini Tidak untuk Berfoya-foya

sel punca dari salah satu kerabat pasien juga ditambahkan ke campuran tersebut untuk mengurangi kemungkinan penolakan transplantasi.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa transplantasi sel punca dapat menjadi alternatif dalam pengobatan HIV bagi orang-orang yang tidak dapat menemukan donor yang cocok.

Khususnya bagi pasien yang berasal dari latar belakang ras yang berbeda, seringkali menghadapi kesulitan dalam menemukan donor yang cocok karena adanya variasi genetik yang besar di antara populasi mereka.

Baca Juga: Wagub Audy Optimis Sumbar Bisa jadi Produsen Utama Madu Trigona di Indonesia

Namun, pendekatan ini juga memiliki risiko yang signifikan dan tidak dapat digunakan secara luas pada pasien HIV.

Selain membutuhkan donor yang cocok, prosedur ini juga memerlukan proses yang rumit dan beresiko, serta membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi.

Oleh karena itu, metode ini hanya diterapkan pada pasien-pasien dengan kasus HIV yang sangat kompleks dan sulit diobati.

Baca Juga: 4 Mall Termewah di Padang, Cocok Buat Tempat Hang Out atau Ngabuburit Loh!

Pada awalnya, para peneliti mengumumkan keberhasilan prosedur tersebut pada Februari 2022. Namun, sekarang mereka telah menerbitkan sebuah studi yang mendokumentasikan pemulihan pasien.

Halaman:

Editor: Riezky Maulana

Sumber: iflscience.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X