Benarkah Pakaian Bekas Impor Sumber Jamur dan Penyakit? Ini Kata Pedagang Thrifting di Bukittinggi

- Rabu, 22 Maret 2023 | 15:45 WIB
Pembeli memilih pakaian di pusat perdagangan pakaian bekas impor di Pasar Putih, Bukittinggi (Harianhaluan.com/Vesco)
Pembeli memilih pakaian di pusat perdagangan pakaian bekas impor di Pasar Putih, Bukittinggi (Harianhaluan.com/Vesco)

HARIANHALUAN.COM - Pelarangan peredaran pakaian bekas impor (thrifting) di Indonesia semakin gencar.

Dalam beberapa hari terakhir saja, pemerintah bersama kepolisian kembali mejegel gudang-gudang yang berisikan pakaian bekas impor.

Sebelumnya, pemerintah melalaui Kementerian Perdagangan sudah melalukan pemusnahan ratusan ton pakaian bekas impor yang disita.

Baca Juga: Hotman Paris Sentil Penampilan Istri Pejabat yang Tersaingi Pakaian Bekas Impor

Tak tanggung-tanggung, harga pakaian bekas impor yang dimusnahkan itu ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.

Salah satu alasan pelarangan pakaian bekas impor beredar di pasaran Indonesia adalah masalah kesehatan.

Santer diberitakan terkait banyaknya pakaian bekas impor yang disinyalir mengandung jamur, bakteri hingga kutu dalam kemasannya.

Baca Juga: Sudah Ada Sejak 1985, Ratusan Pedagang Pakaian Bekas Bukittinggi akan Kehilangan Pekerjaan Akibat Permendag

Namun, hingga kini hal itu masih menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

Bahkan masyarakat yang sudah puluhan tahun berdagang dan mengenakan pakaian bekas impor mengaku belum pernah mengeluhkan penyakit terkait pakaian bekas impor.

Respon pedagang terkait pakaian bekas impor berjamur

Di Kota Bukittinggi sendiri, usaha perdagangan pakaian bekas impor telah berkembang sejak 1985 lalu.

Baca Juga: Pemerintah Kebiri Pakaian Bekas Impor, Pedagang di Bukittinggi: Kami juga Menghidupi UMKM

Hingga kini, sudah ada lebih dari 200 kios pakaian bekas yang terpusat di Pasar Putih, Bukittinggi.

Halaman:

Editor: Vesco Davian

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X