Mana yang Lebih Afdal, Salat Tarawih 11 Rakaat atau 23 Rakaat?

- Jumat, 24 Maret 2023 | 11:15 WIB
Salat tarawih pertama jamaah Naqsabandiyah di Pauh, Padang, Kamis, 31 Maret 2022 (Dok. Harian Haluan/Foto/Tio Furqan)
Salat tarawih pertama jamaah Naqsabandiyah di Pauh, Padang, Kamis, 31 Maret 2022 (Dok. Harian Haluan/Foto/Tio Furqan)

HARIANHALUAN.COM - Memasuki bulan Ramadhan 1444 Hijriah, sebagai umat muslim sudah sepatutnya memaksimalkan ibadah mereka, termasuk dalam menjalankan ibadah salat tarawih.


Masyarakat Indonesia pasti sudah mengetahui bahwa jumlah rakaat dalam tarawih berbeda-beda di tiap daerah.


Ada jamaah yang mengikuti salat tarawih sebanyak 11 rakaat, dan ada pula yang menjalankannya dengan jumlah rakaat lebih banyak, yakni 23.

Baca Juga: Momen Appa Jay Kimbab Family Bantu Mama Gina di Dapur, Sampai Nangis Gegara Ini!


Namun, manakah dari kedua jumlah rakaat salat tarawih tersebut yang lebih baik atau afdhal?


Mayoritas ulama terdahulu dan ulama belakangan setuju bahwa kita diperbolehkan menambah raka’at shalat malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.


Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan bahwa shalat malam tidak memiliki batasan jumlah raka’at tertentu, karena shalat malam adalah shalat nafilah yang dianjurkan, dan siapa saja bisa mengerjakan rakaat sedikit atau banyak.

Baca Juga: OTK Baru, Direktur PNP Lantik Wadir Bidang Akademik, Keuangan & Umum serta Kemahasiswaan


Dalil-dalil yang mendukung pandangan ini di antaranya adalah pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat, dan jika seseorang takut masuk waktu subuh, maka cukup kerjakan satu raka'at untuk menutup shalat malam tadi dengan witir.


صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى


“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.”

Baca Juga: Kepala BIN Sebut Kerutan Wajah Prabowo Sudah Gambarkan Seorang Pemimpin


Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskannya.


Jika shalat malam memiliki batasan jumlah raka'at tertentu, maka Nabi Muhammad SAW pasti akan menjelaskannya.

Halaman:

Editor: Dwi Reka Barokah

Sumber: muslim.or.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X