IMF Peringati Lebanon Dalam Kondisi Berbahaya

- Jumat, 24 Maret 2023 | 13:39 WIB
 Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati Foto: Ist
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati Foto: Ist

HARIANHALUAN.COM - Pada hari Kamis, 23 Maret 2023, International Monetary Fund (IMF) memperingatkan bahwa situasi di Lebanon sangat berbahaya.

Hal ini terjadi setahun setelah pihak berwenang di negara tersebut berkomitmen untuk melakukan program reformasi yang belum berhasil diimplementasikan.

IMF mendesak pemerintah Lebanon untuk menghentikan pinjaman dari bank sentral.

Kepala misi IMF untuk Lebanon, Ernesto Rigo, mengatakan selama konferensi pers di Beirut bahwa pihak berwenang harus mempercepat upaya mereka untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam rencana bantuan senilai USD 3 miliar.

Baca Juga: IMF akan Berikan Paket Uang Rp238 Triliun Untuk Pembangunan Ukraina

"seharusnya ada kemajuan lebih lanjut dalam hal pelaksanaan dan persetujuan legislasi" kata Rigo.

Terkait reformasi ekonomi, ia juga menegaskan bahwa kemajuan dalam hal ini sangatlah lambat.

Anggota misi IMF telah menghabiskan hampir sebulan di Lebanon, dalam waktu itu mereka bertemu dengan banyak pejabat dan diplomat Lebanon untuk mendorong mereka agar meningkatkan upaya dalam memperkenalkan reformasi yang telah mereka janjikan.

Rigo mengatakan, "kami berharap banyak hal terkait pengadopsian dan pelaksanaan undang-undang yang ditujukan untuk memperbaiki sistem keuangan Lebanon."

"Rancangan akhir Undang-Undang Pengendalian Modal tidak memenuhi tujuan dan harus diubah." ujar Rigo melanjutkan.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Situasi Ekonomi Terganggu Gegara Pemilu: Sudah 47 Negara Masuk Pasien IMF

Lebanon menandatangani kesepakatan dengan IMF hampir setahun yang lalu tetapi belum memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk mengamankan program bantuan keuangan penuh.

Program itu sangat penting bagi pemulihan negara, dari salah satu krisis ekonomi terburuk yang pernah terjadi di dunia.

Ekonomi Lebanon terpuruk akibat runtuhnya mata uang negara tersebut, yang telah kehilangan sekitar 98 persen nilainya terhadap dolar AS sejak tahun 2019.

Halaman:

Editor: Mufrod

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X