HARIANHALUAN.COM - BEM Universitas Indonesia mengkritik pengesahan Perppu Cipta Kerja yang diunggah melalui video animasi berdurasi 26 detik pada 22 Maret 2023, melalui akun Instagram BEM UI, @bemui_official.
Namun, kritik tersebut mendapat respons negatif dari berbagai pihak karena dianggap menyerang pribadi Ketua DPR RI, Puan Maharani melalui meme berupa wajahnya yang berbadan tikus.
Anggota Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Pusat (BBHAR) PDIP Roy Jansen Siagian mengecam tindakan tersebut dan menilai bahwa kritik seharusnya diarahkan kepada lembaga DPR, bukan individu tertentu.
Baca Juga: Puan Maharani: Kebiasaan Mematikan Mikrofon Hingga Mengesahkan Perppu Cipta Kerja yang Kontroversial
“Tindakan tersebut bukanlah kritik atas kinerja DPR secara kelembagaan, melainkan bentuk framing negatif dan pembunuhan karakter terhadap individu dari Mbak Puan,” kata Jansen dalam siaran pers pada Jumat, 24 Maret 2023.
Menurut Roy, tindakan tersebut merupakan bentuk framing negatif dan pembunuhan karakter terhadap Puan Maharani.
Ia juga menduga adanya kekuatan politik tertentu yang memanfaatkan lembaga mahasiswa tersebut untuk menyerang personal Puan, bukan untuk mengkritisi lembaga DPR.
Baca Juga: Posting Meme Puan Maharani Berbadan Tikus, BEM UI: Kami Tidak Butuh Dewan Perampok
Roy menyatakan bahwa meskipun kritik harus dihormati sebagai bagian dari tanggung jawab kekuatan moral mahasiswa, namun harus disampaikan secara proporsional dan memenuhi etika politik.
Roy juga menjelaskan bahwa Perppu Cipta Kerja merupakan kewenangan atributif Presiden berdasarkan Pasal 22 ayat (1) UUD RI 1945.
Sedangkan DPR secara kelembagaan yang berkedudukan sebagai organ negara konstitusional berdasarkan Pasal 22 ayat (2) UUD 1945 memiliki kewenangan untuk menentukan apakah Perpu tersebut dapat disahkan atau tidak untuk menjadi UU.
Roy menilai bahwa kritik harus dilakukan secara kolektif terhadap lembaga DPR bersama pemerintah, bukan hanya menargetkan satu individu seperti yang dilakukan oleh BEM UI.
Jansen juga mengingatkan kepada para mahasiswa agar menjadi garda terdepan dalam mengkristalisasikan semangat demokrasi hukum yang berkebudayaan Indonesia.
Ia menekankan pentingnya nilai semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa sebagai agen perubahan, dan etika akademik yang harus terus dipegang oleh seluruh mahasiswa di Indonesia.
Artikel Terkait
Jarang Tersorot Publik, Ternyata 2 Anak Puan Maharani Jago Bahasa Asing, Ini Rekam Jejaknya
Puan Maharani Tak Bangga Berdarah Minang? Meski Warisi Garis Keturunan Minangkabau dari Sang Nenek
2 Ramadhan Bertemu Presiden, Puan Maharani Bawa Agenda Khusus?
Posting Meme Puan Maharani Berbadan Tikus, BEM UI: Kami Tidak Butuh Dewan Perampok
Puan Maharani: Kebiasaan Mematikan Mikrofon Hingga Mengesahkan Perppu Cipta Kerja yang Kontroversial