BEM UI Tegaskan Bikin Meme Puan Maharani Berbadan Tikus Wujud Kecewa Atas UU Cipta Kerja

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 22:42 WIB
Meme Puan Maharani Bebadan Tikus ala BEM UI. (Tangkap layar Instagram @bemui_official)
Meme Puan Maharani Bebadan Tikus ala BEM UI. (Tangkap layar Instagram @bemui_official)

HARIANHALUAN.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) tengah menjadi sorotan usai mengunggah meme Puan Maharani berbadan tikus.

Meme Puan Maharani berbadan tikus itu dibuat oleh BEM UI sebagai wujud kekecewaan mereka terhadap pengesahan UU Cipta Kerja.

Terkait pengesahan UU Cipta Kerja, PPP menyebut bahwa meme Puan Maharani berbadan tikus itu tidak akan mendapatkan sorotan dari DPR.

Baca Juga: Safari Ramadhan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Ketua DPRD Sumbar Ajak Masyarakat Tingkatkan Pemanfaatan Masjid

"Kalau artikulasinya dengan cara seperti meme yang melecehkan Mbak Puan sebagai Ketua DPR, saya yakin meme itu tidak akan mendapatkan atensi apapun dari para anggota DPR," ujar Ketua Umum PPP Arsul Sani kepada wartawan, Kamis 23 Maret 2023.

Mengutip politisi senior PDIP, Prof Hendrawan Supratikno, Arsul meyakini bahwa meme Puan Maharani berbadan tikus itu merupakan indikasi adanya pihak lain yang memperalat BEM UI.

Lebih lanjut, Arsul mengingatkan bahwa menyampaikan kemarahan kepada pemerintah dan DPR dalam alam demokrasi adalah hal yang lumrah, namun Mahasiswa diharapkan bisa mengelola kritikan mereka agar tidak menimbulkan sikap antipati dari pihak lain.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok, Minggu 26 Maret 2023

"Terlepas dari kita suka atau tidaknya dengan Mbak Puan sebagai Ketua DPR, beliau adalah salah satu anggota DPR yang terpilih dengan suara terbanyak dan partainya, PDIP, juga dipilih oleh puluhan juta pemilih dan jumlah kader partainya banyak," lanjutnya.

Untuk menghindari arus balik kemarahan dari pihak lain terkait kritikan itu, Arsul menyarankan BEM UI untuk bersikap bijak, terutama jika hendak menyerang secara personal.

Senada dengan Arsul Sani, Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni menyebut bahwa kritik dan saran seharusnya disampaikan pada koridor yang substantif.

Baca Juga: Dikunjungi TSR Agam, Masyarakat Malalak Timur Keluhkan Pencurian Hasil Kebun

"Jangan (suati kritikan itu disampaikan) dengan hal-hal yang simbolis, apalagi menyerang mertabat dan personal seseorang. Hal ini tidak akan memberi solusi, bahkan bisa membawa masalah baru. Karena suka atau tidak, masih ada Undang-Undang yang melindungi hak personal ini," Tutur Ahmad Sahroni.

Sahroni menanggapi kekhawatiran Hendrawan yang menyebut BEM UI dimanfaatkan orang lain itu, mengatakan bahwa ia tak ingin buru-buru menyimpulkan hal itu.

"Mahasiswa memang seringkali sangat ekspresif dan menggebu-gebu dalam menyuarakan pendapat. Kita sebagai orang-orang di parlemen tidak boleh reaktif juga terhadap mereka, melainkan harus mangakomodasi suara mereka sambil menjelaskan kepada mereka cara-cara yang benar dalam bernegara dan berpendapat, bukan secara instan memvoni mahasiswa yang berbeda pendapat sedang dimanfaatkan oknum tertentu," imbuhnya. ***

Halaman:

Editor: Erizky Bagus Z

Sumber: YouTube IDN NUSANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X