Anies Baswedan Jawab Soal Isu Politik Identitas Yang Sulit Terhindarkan Begini Jawabanya

- Senin, 27 Maret 2023 | 11:23 WIB
Anies Baswedan Foto: Ist
Anies Baswedan Foto: Ist

HARIANHALUAN.COM - Bakal calon presiden Anies Baswedan menyebut politik identitas dalam sebuah kontes politik merupakan hal yang tak bisa dihindari.   

Anies beralasan setiap calon yang bersaing selalu punya identitas yang melekat pada dirinya. 

Hal itu disampaikan Anies saat menghadiri forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan Partai NasDem.   

Baca Juga: Ramai-ramai Bully Anies Baswedan soal Istana Pintu Terbuka, eh Ternyata Salah Orang

Politik identitas adalah sebuah alat politik suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai bentuk perlawanan atau sebagai alat untuk menunjukan jati diri suatu kelompok tersebut.

Demi memenangkan kontestasi, citra dipoles dengan berbagai cara. Termasuk ditempuh dengan manuver irasional. Kepemipinan dicirikan secara fisik. Dari tampilan busana, kerutan kulit di wajah bahkan warna rambut.

Identitas dipolitisasi melalui interpretasi secara ekstrim, yang bertujuan untuk mendapat dukungan dari orang-orang yang merasa 'sama', baik secara ras, etnisitas, agama, maupun elemen perekat lainnya.

Baca Juga: Nasdem Gelar Buka Bersama, Dihadiri Anies dan Sejumlah Ketum Parpol

Politik identitas hadir sebagai narasi resisten kelompok terpinggirkan akibat kegagalan narasi arus utama mengakomodir kepentingan minoritas; secara positif, politik identitas menghadirkan wahana mediasi penyuaraan aspirasi bagi yang tertindas.

“politik identitas itu adalah sesustu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ identitas gender.” Kata bakal calon presiden Anies Baswedan dikutip HARIANHALUAN.COM dari Instagram @totalpolitikcom

Anies juga menyebut contoh lain ketika ada dua calon yang berbeda suku. Bisa jadi, kata ia, pendukung kedua kubu akan berkutat dengan isu perbedaan suku. Menurutnya hal itu lumrah terjadi di pemilu.   

Baca Juga: Siapa Lawan Anies di Pilpres 2024, Jika Puan Maharani PDIP Lebih Untung No Debat Lho

Secara terang-terangan Anies kemudian bercerita tentang apa yang terjadi pada Pilkada DKI 2017. Kala itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.   

“terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akanterus terjadi sealama calonnya punya identitas yang berbeda” pungkasnya

Halaman:

Editor: Mufrod

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X