Fun Fact! Atap Jam Gadang Punya Perbedaan dari Gaya Belanda, Jepang, hingga Khas Minangkabau, Simak Bedanya

- Selasa, 28 Maret 2023 | 19:05 WIB
Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi atau Padang, Sumbar  (HarianHaluan.com / Vesco)
Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi atau Padang, Sumbar (HarianHaluan.com / Vesco)

HARIANHALUAN.COM - Jam Gadang menjadi pusat penanda kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Karena dijadikan sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, maka sudah menjadi hal wajib untuk mengunjungi Jam Gadang ini.

Baca Juga: Segini Harga Koleksi Tas 'KW’ yang Sering Dipamerin Istri dan Anak Sekda Riau, Kalian Bisa Beli Nggak?

Baca Juga: KPK Tetapkan Bupati Kapuas dan Anggota DPR dari Fraksi NasDem jadi Tersangka

Namun, siapa sangka dibalik kemegahannya, atap Jam Gadang ini pernah mengalami perubahan dari masa ke masa.

Tepatnya memiliki gaya tersendiri dari jaman Belanda, Jepang hingga akhirnya khas Minangkabau.

Dilansir dari berbagai sumber, pembangunan Jam Gadang selesai pada tahun 1926 atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina.

Baca Juga: Spesifikasi Xiaomi Redmi Note 12 Pro Plus 5G yang Akan Rilis di Indonesia, Dilengkapi Kamera Unggulan 200 MP

Baca Juga: 4 Warung Mie Ayam Terenak di Kota Padang, Setiap Hari Ludes Terjual, Cuma Rp10 Ribuan Aja

Merupakan hadiah dari Ratu Belanda untuk sekretaris Fort de Kock yaitu Rook Maker saat itu, Bukittinggi menjadi wilayah kolonial Hindia Belanda.

Kala itu, atap Jam Gadang dibuat berbentuk kubah kerucut dengan dihiasi patung ayam jantan yang menghadap ke timur pada bagian puncaknya.

Desain atap tersebut merupakan gaya khas yang umum pada bangunan-bangunan Belanda.

Baca Juga: Chery Serahkan 100 Unit OMODA 5 Pada Awal April Ini

Baca Juga: Peruri Gelar Mudik Gratis via Bus: Kuota 700 orang, Buruan Daftar!

Halaman:

Editor: Heldi Satria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

BPKH Siap Bantu Konversi Bank Nagari ke Syariah

Jumat, 9 Juni 2023 | 18:39 WIB
X