HARIANHALUAN.COM - Uni Eropa ternyata masih merasa ragu dengan kemampuan mediasi China.
China disebut oleh Uni Eropa tak dapat menjadi mediator dalam perang di Ukraina.
Hal ini lantaran Uni Eropa menilai China terlalu condong terhadap Rusia.
Baca Juga: Kedapatan Mencuri Hewan Ternak, Dua Pria Tanpa Identitas Tewas Dimassa
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell bahkan menuding China samakan agresor dan korban.
"China tidak membedakan antara agresor dan korban agresi," ucap Borell.
Borell juga menyatakan bahwa China tak pernah meminta penarikan pasukan Rusia dari Ukraina. Padahal, China seharusnya bisa menggunakan pengaruhnya untuk meningkatkan tekanan menuju perdamaian.
Baca Juga: Ini Dia Snaptik, Aplikasi Download Video TikTok Tanpa Watermark Gratis
Borell menyebut satu-satunya rencana perdamaian yang ada adalah perjanjian yang diajukan Volodymyr Zelensky. Rencana tersebut meminta agar Rusia mau menari pasukannya dan mengembalikan wilayah Ukraina.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez juga meminta agar Xi Jinping berbicara dengan Zelensky.
Desakan ini muncul agar Xi Jinping dapat mempelajari secara langsung formula perdamain Kyiv.
Baca Juga: Sikap Ganjil Ganjar: Sedang Dikorbankan Atau Sedang Di Uji Partanya Sendiri PDI Perjuangan?
China sendiri diketahui telah mengajukan rencana perdamaian dan menyerukan gencatan senjata.
Namun, Borell menyatakan bahwa Uni Eropa tidak akan menerima jika RUsia menempatkan rezim boneka di Ukraina.
Uni Eropa juga tak akan terima apabila Rusia mengerahkan pasukannya ke perbatasan negara anggota seperti Polandia. ***
Artikel Terkait
Indonesia Digugat Uni Eropa di WTO Gegara Hentikan Ekspor Nikel
Uni Eropa Harap Negosiasi dengan Ukraina Dimulai Tahun Ini
Xi Jinping Siap Bantu Tuntaskan Konflik Rusia Ukraina
Militer Taiwan Siaga, Jika Diserang China Saat Lawatan Presiden Tsai ke Amerika
Prabowo Subianto Angkat Suara AS - China Tengah Memanas: Kalau Gajah Bentrok Kita Harus Waspada
10 Desa Tercantik di Sumbar, Nomor 8 Menyerupai The Great Wall of China Bak Miniatur Tembok China