HARIANHALUAN.COM - Dewasa ini beredar isu di tengah masyarakat terkait pemberhentian mantan ketua DPRD Kota Bukittinggi Herman Sofyan dari Partai Gerindra.
Menanggapi hal itu, Herman Sofyan angkat suara terkait fakta dirinya yang sudah tidak berada di partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu.
Kepada awak media, Herman Sofyan menyebutkan bahwa dirinya bukanlah diberhentikan dari Partai Gerindra.
Baca Juga: Nofrizon Angkat Suara Terkait Spanduk Pengunduran Dirinya dari Demokrat yang Beriak di Luhak Agam
Untuk meluruskan persepsi itu, ia menjelaskan bahwa dirinya telah mengajukan surat pengunduran diri jauh sebelum rekomendasi dari Mahkamah Kehormatan Partai (MKP).
"Tanggal 2 Mei saya sudah membuat surat pengunduran diri. Jadi tanggal 2 Mei saya bukan diberhentikan, tapi mengundurkan diri dari Partai Gerindra," ujar Herman didampingi kuasa hukumnya Zul Fauzi, SH, Minggu 21 Mei 2023.
Ia beralasan, pengunduran diri itu dipilih karena dirinya menilai tidak kondusifnya Partai Gerindra di Kota Bukittinggi.
Baca Juga: Berikut Rekapitulasi Partai Politik yang Tidak Mendaftar ke KPU Sumatera Barat
"Saya mengundurkan diri dari Partai Gerindra dan kader Partai Gerindra yang sudah saya bangun karena suasana sudah tidak kondusif," ucapnya.
Lebih jauh, Herman Sofyan mengatakan, bahwa dirinya mencium konspirasi dibalik manuver yang dilakukan DPC Partai Gerindra Bukittinggi.
Setelah dirinya mengajukan pengunduran diri itu, ia mengaku mendapat undangan untuk melakukan pertemuan virtual dengan MKP Gerindra.
Namun sayangnya, dalam pertemuan itu, Herman Sofyan selaku yang menerima undangan, justru tidak diperkenankan bergabung.
"Rapat itu jam 16.00 WIB, jam 15.30 WIB saya sudah berada di dalam. Tapi jam 16.05 WIB akses saya justru ditutup," tuturnya.
Kendati demikian, ia mengaku sempat melihat peserta yang mengikuti pertemuan tersebut.
Baca Juga: Gencar Promosikan Potensi Wisata hingga ke Provinsi Lain, Pemprov Sumbar Apresiasi Pemkab Tanah Datar
"Yang hadir Ketua dan Sekretaris DPC Gerindra Bukittinggi, Sekretaris DPD Gerindra Sumatera Barat dan ada ibu Retri," kata Herman.
Meskipun tidak diizinkan bergabung, Herman menyebutkan bahwa ia tetap bertahan menunggu aksesnya di buka. Namun, hingga 16.44 WIB dirinya lebih memilih meninggalkan pertemuan tersebut.
"Kita diundang resmi untuk klarifikasi dan memberikan keterangan, tapi akses kita tidak dibuka," ucapnya.
Baca Juga: Begini Respon Kompak Kadinkes Lampung dan Sekda Riau Usai Diperiksa KPK
Sayangnya, setelah dirinya tidak diizinkan untuk memberikan keterangan itu, justru dirinya disebut telah diberhentikan oleh MKP Gerindra.
Terkait hal itu, Herman Sofyan menilai, ada informasi yang mesti diluruskan terkait isu itu.
"Jam 11.00 WIB, saya mendapat informasi, saya telah diberhentikan dari Majelis Kehormatan Partai. MKP sifatnya ini merekomendasikan, bukan memberikan pemberhentian, masih panjang prosesnya," kata Herman.
Menurutnya, jika memang ia tidak hadir dalam pertemuan tersebut, sesuai mekanisme yang berlaku, dirinya mesti menerima panggilan hingga 3 kali.
Alih-alih menerima panggilan lanjutan, Herman Sofyan justru digembar-gemborkan diberhentikan dari Partai Gerindra.
Baca Juga: Harga Daging dan Telur Ayam di Padang Panjang Naik Signifikan
"Ini bukan perbuatan seseorang yang dewasa. Diberhentikan tanpa proses, sebetulnya sudah tidak ada proses pemberhentian, toh saya sudah mengundurkan diri sebelumnya," tuturnya.
Terkait hal itu, hingga saat ini, dirinya menyayangkan maraknya pemberitaan terkait pemberhentian dirinya yang dibumbui dengan narasi bernada kampanye hitam.
Setelah melakukan klarifikasi tersebut, dirinya berencana akan mengusut kasus pembunuhan karakter dan kampanye hitam ini ke ranah yang lebih serius.***
Artikel Terkait
MKP Partai Gerindra Rekomendasikan Pemberhentian Mantan Ketua DPRD Kota Bukittinggi
Dedi Mulyadi Mundur dari Golkar dan Jadi Bacaleg Gerindra di Pemilu 2024
Studi Tiru ke Bukittinggi, Bupati Bandung Kagum dengan Pengelolaan Jam Gadang
Rayakan Ulang Tahun ke-17, Wawako Bukittinggi Apresiasi Kinerja Bonita Umrah Menjaga Umat
Nofrizon Angkat Suara Terkait Spanduk Pengunduran Dirinya dari Demokrat yang Beriak di Luhak Agam