Sesumbar Gaji Rp34 Juta di Medsos, ASN Ngabila Bakal Diperiksa Inspektorat

HARIANHALUAN.COM - Aparatur Sipil Negara (ASN) bernama Ngabila Salama akan segera diperiksa karena sesumbar gaji yang dimilikinya.

Di media sosial, ia menyebut memiliki gaji hingga Rp24 juta per bulan. Dirinya pun sesumbar bahwa gaji tersebut pun bisa didapatkan tanpa harus menjabat sebagai pejabat eselon atau menteri.

"Saya teman Menkes setiap saat bisa kita kritik kapan saja. Saya bukan bawahannya. ASN mah klo mau jilat atasannya lgs yg promosiin. Saya eselon 4 di DKI THP udah 34 jt sebulan, ngapain capek-capek jadi eselon dua kementerian. Kalau ga kenal saya, jgn nakar saya. Pasti salah," kata dia di Twitter pada 15 Mei lalu.

Baca Juga: Viral ASN Pamer Gaji Sebulan Rp34 Juta, Ngaku Gampang Jilat Atasan

Ngabila diketahui menjabat sebagai ASN Dinas Kesehatan DKI Jakarta, tepatnya sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi.

Buntut pamer harta yang dilakukannya di Twitter ini membuatnya dipanggil oleh Inspektorat untuk melakukan klarifikasi.

"Kemarin bu Kadinkes sudah melakukan pemanggilan kepada yang bersangkutan dan hasilnya sudah ke Inspektorat gitu. Ya insya Allah kita panggil," kata Inspektur DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat dalam keterangan resminya, Selasa (23/5).

Syaefuloh menegaskan bahwa seluruh ASN khususnya di lingkungan Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta untuk mentaati peraturan hidup sederhana dan larangan pamer atau flexing harta kekayaan di media sosial.

Baca Juga: Kesaksian ASN Hamil yang Terjebak Setengah Jam di Dalam Lift Balaikota Depok

"Yang pasti kita harus ingatkan bahwa semua pegawai harus menaati Surat Edaran Sekda yang sudah terbit beberapa waktu yang lalu untuk menerapkan pola hidup sederhana," lanjutnya.

Tak hanya dipanggil Dinkes, Ngabila juga diperiksa oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Nantinya, hasil pendalaman mengenai status Ngabila akan diumumkan lebih lanjut.

Baca Juga: Detik-detik Video ASN Terjebak di Dalam Lift Balaikota Depok, Begini Kondisinya  

Minta maaf

Mendapat banyak kritik karena tulisannya itu, Dokter Ngabila akhirnya meminta maaf secara terbuka pada 17 Mei.