Japanese Idol Aidoru, Pesona dan Kontroversi di Balik Budaya Pop Jepang

HALUANHARIAN.COM - Dalam industri hiburan Jepang, istilah "Japanese Idol" (Aidoru) merujuk pada para artis populer yang dikenal karena keahlian mereka dalam menyanyi, menari, dan memerankan karakter lucu dan imut.

Idol Jepang adalah bintang-bintang yang mampu memikat hati penonton dengan pesona mereka yang khas.

Namun, di balik pesona itu, terdapat sejarah panjang dan kontroversi yang melekat pada dunia idol Jepang.

Baca Juga: Astrologi: Zodiak Ini Tidak akan Pernah Bisa Dibodohi, Instingnya Terlalu Kuat!

Pada tahun 1960-an, seorang agen pencari bakat bernama Johnny Kitagawa memulai karirnya dengan mengelola aktor dan penyanyi remaja.

Pada tahun 1962, Kitagawa mendirikan Johnny & Associates dan memperkenalkan konsep idol grup.

Idol grup bertujuan untuk mencetak aktris muda yang dapat diterima oleh masyarakat. Inilah awal mula dari fenomena idol di Jepang.

Di era 1970-an, idol semakin populer di kalangan remaja Jepang. Duo Pink Lady dan Seiko Matsuda adalah beberapa contoh idola yang mencapai kesuksesan besar pada masa itu.

Musik mereka dan penampilan yang menghibur berhasil memikat hati jutaan penggemar di seluruh negeri.

Era 1980-an dan awal 1990-an menjadi masa keemasan genre J-Pop. Grup populer seperti Onyanko Club dan idol band seperti Sharam Q dan SMAP merajai tangga lagu dan hati penggemar.

Tak hanya itu, tahun 1990-an hingga 2000-an menjadi masa kejayaan bagi grup-grup idol seperti Morning Musume dan AKB48.

Mereka berhasil mengumpulkan penggemar setia yang tak hanya datang dari Jepang, tetapi juga dari berbagai belahan dunia. Kehadiran mereka dalam industri hiburan Jepang mengubah wajah idol itu sendiri.

Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial telah menjadi alat yang sangat penting dalam mempromosikan dan membangun hubungan antara idol dan penggemar mereka.

Melalui platform seperti Twitter, Instagram, dan YouTube, para penggemar dapat dengan mudah berinteraksi dengan idola kesayangan mereka.