PADANG, HARIANHALUAN.COM - Pengamat Politik dan Komunikasi dari Universita Andalas (Unand) Padang, Najumddin M Rasul melihat para komunitor politik kurang kreatif dalam merancang debat publik Pilkada Sumbar. Begitu juga aktor pasangan calon (paslon) masih bersifat diskusi monolog antara satu pasangan dengan pasangan lainnya.
"Mereka masih seperti diskusi monolog. Ini disebabkan karena banyak faktor. Salah satunya jika kita merujuk ke Sumbar, ada sifat saling menghormati apalagi yang muda ke tua, segan tapi dalam konteks politik kita boleh menjual gagasan," kata Najmuddin seperti ditayangkan Padantv, dilansir Selasa (24/11/2020).
Baca Juga : Diduga Langgar Kode Etik Pemilu 2020, KPU dan Bawaslu Sijunjung Disidang DKPP
Menurut Najmuddin, mereka bisa menyampaikan pesan-pesan politik dengan cara yang lebih halus yang bisa diperdebatkan, bukan dengan cara melecehkan. Dia pun mencontohkan jika A berbicara B, dan B malah berbicara C. Ini namanya bukan debat lagi karena sudah tidak nyambung.
Kendati demikian, Najmuddin mengapresiasi niat baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar dalam melaksanakan debat publik Pilkada Sumbar yang menyampaikan pesan-pesan politik ke masyarakat.
Baca Juga : Tindak Pidana Pilkada, Kadis PMD dan Lima Kades Masuk Penjara
"Tetapi dalam kondisi ini pandemi Covid-19 menurut saya ini suatu tantangan pada tim sukses bagaimana mereka mencoba mendesain ulang, mencoba membuat strategu baru untuk melakukan kampanye debat publik sehingga menarik oleh orang," kata Najmuddin.
Najmuddin menambahkan, hal ini justru menjadi tantangan hebat sejauh mana tim sukses bisa mengolah acara debat publik tersebut menjadi suatu hal yang menarik perhatian masyarakat.
Baca Juga : Sidang Pembuktian Gugatan Pilgub Kabupaten Solok Selesai, Diputuskan pada Maret
"Ini saat ini pada kondisi pandemi Covid-19, inilah kesempatan untuk menciptakan hal yang baru, ini harusnya menjadi tantangan kepada tim sukses," sebut Doktor Komunikasi Politik jebolan Universitas Kebangsaan ini. (*)