PADANG, HARIANHALUAN.COM - Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Minangkabau untuk memiliki dan menggunakan Tenun Minang sebagai busana kebanggaan Sumbar yang dapat digunakan pada setiap kesempatan. Serta, kepada OPD, instansi/lembaga vertikal di Sumatera Barat, mari menggunakan Tenun Minang sebagai salah satu seragam kerja, minimal satu Minggu sekali.
"Dengan pencanangan ini, minimal satu minggu sekali, seluruh ASN lingkup Pemprov Sumbar akan mengenakan tenun khas Minang sebagai seragamnya," kata Irwan Prayitno, kemarin.
Baca Juga : Jelang Akhir Masa Jabatan, Gubernur Sumbar Pamitan dan Minta Maaf
Pemprov Sumbar mendukung pencanangan Transformasi Tenun Minang dapat menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian dengan mengembangkan UMKM dan ekonomi kreatif menuju digitalisasi UMKM dan Pariwisata maju di Sumatera Barat.
"Kita berharap melalui pencanangan ini maka pertumbuhan ekonomi kreatif khususnya di sektor fashion dan juga pariwisata di Sumbar akan semakin tinggi yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Irwan.
Baca Juga : Tunjang Pariwisata, Diskominfo Pariaman Bentuk Taman Bunga di Pantai Kata
Pencanangan Transformasi Tenun Minang di Sumatera Barat juga diharapkan menjadi salah satu stimulus pemulihan ekonomi pada masa pandemi. Kebijakan itu dinilainya sebagai inovasi yang baik, sehingga diharapkan memacu geliat industri rakyat.
Jika ingin pemakaian kain khas daerah itu masif, kata dia, maka diperlukan produksi yang lebih banyak, dalam waktu lebih cepat, dan harga yang relatif lebih terjangkau. Selanjutnya, kebanggaan akan Tenun Minang dapat mendorong wisatawan baik domestik maupun asing untuk menjadikan Tenun Minang sebagai oleh-oleh yang wajib dibeli.
Baca Juga : Gubernur Sumbar: Masyarakat Tak Perlu Takut, BPOM dan MUI Sudah Keluarkan Fatwa Kehalalan Vaksin
Mengingat 60 persen turis yang datang ke Sumbar berasal dari Malaysia, hal tersebut secara tidak langsung akan menjadikan Tenun Minang sebagai salah satu komoditas ekspor yang dapat mendukung perbaikan current account deficit Sumbar.
"Mulai saat ini, kita tidak lagi menyebut tenun unggan, songket pandai sikek, songket halaban. Kita bisa sebut semua itu dengan tenung Minang, agar mudah bagi orang luar Sumbar atau wisatawan untuk mengasosiasikan kekayaan tenun dan songket di Minangkabau dengan satu kata Tenun Minang," imbau Gubernur Sumbar.
Baca Juga : 680 Tenaga Kesehatan RSUD M Zein Painan Jalani Vaksinasi Covid-19
Khususnya jika masyarakat secara bersama-sama menggunakan Tenun Minang, produk kebanggaan Sumatera Barat sekaligus sebagai upaya pelestarian warisan budaya Minangkabau.
"Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita dalam mengembangkan ekonomi di Sumatera Barat," tutupnya. (*)